Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Orasi di Pasar Pagi

27 Agustus 2021   17:09 Diperbarui: 27 Agustus 2021   18:15 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi botol obat (sumber gambar: pixabay.com)

"Mengerikan! Kedua mata bisa tertutup rapat. Tak bergerak! Diam tanpa suara. Padahal, kedua tangan dan kakinya telah terpisah!"

Beberapa wajah terpana.

"Kalian tahu? Tanpa ada darah yang menetes! Satu lagi, mulai dari dagu ke atas, mengeras!"

Semakin banyak wajah yang terpana.

"Saat ini, kalian sering melihat mobil yang mengangkut jenazah, kan? Tak semua orang mati bisa diangkut ambulan. Kalian harus tahu. Tak semua orang mati berada di mobil jenazah!"

Beberapa wajah menghilang.

"Kalian beruntung! Masih memiliki mata yang bisa terbuka. Dan, pagi ini bisa melihatku. Dua tangan yang bisa saling memangku. Serta dua kaki yang masih saling berdekatan. Sepertiku, kalian tak ingin jadi mayat hidup, kan?"

Semakin banyak wajah yang menghilang.

"Pulanglah! Titip salamku untuk orang yang kalian cintai!"

Lelaki itu menatap hampa. Menatapku. Satu wajah terakhir menelan tawa. Wajahku.

"Mereka hanya menonton. Atau, jejangan mereka tahu, obat yang kujual itu minyak jelanta?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun