Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Post Meridiem

30 Juli 2021   17:51 Diperbarui: 30 Juli 2021   18:11 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lelaki dan api (sumber gambar: pixabay.com)

Tepat sepenggal hari. Lelaki itu menahan nyeri. Kedua kakinya menginjak bayangan sendiri. Di masa silam, menginjak bayangan teman adalah kemenangan. Kini, Ia melawan tawa. Bayangan itu tanpa kepala.

Bayangan bukan cermin? Ia pun membiarkan ragu menguasai sunyi.

Mata lelaki itu mengintip matahari. Teriknya sejak pagi merajai hari. Memaksa anjing melupakan kucing. Membiarkan kucing mengabaikan tikus. Dan, tikus leluasa menyusun alur pelarian rahasia.

Kau tahu, keramaian adalah tempat rahasia sebuah persembunyian? Ia pun cemburu pada matahari.

Dalam diam, lelaki itu tak mampu menahan tawa. Bayangan di kakinya tinggal sebesar kepala. Ia sudah lelah mengingat wajah-wajah pagi yang pasi. Silih berganti, datang untuk kembali pergi.

Kau pun akan pergi? Ia berteriak histeris mengejek matahari.

Sendiri, lelaki itu berlari. Sepenuh hati membakar hari. Melupakan diri.

Curup, 30.07.2021
Zaldy Chan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun