Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menggenggam Diam

10 Juli 2021   20:42 Diperbarui: 11 Juli 2021   10:19 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sentuhan Ibu dan Anak (sumber gambar: pixabay.com)

Malam menanti di pintu tunggu. Meniti bayang-bayang senja berlalu. Aku mengeja dinding beku yang membisu. Dan, sepasang mata berteduh di balik bayang-bayang dulu. Milikmu.

Kelam tak menyisakan cahaya rembulan. Biasnya ditelan denting gerimis di halaman. Mataku menjejaki satu titik persinggahan. Ketika jemarimu menari di sela-sela butiran hujan. Dulu.

Kabut sunyi masih enggan beranjak pergi. Membiarkan lelap hari lupa memeluk pagi. Aku menggenggam diam yang merajam luka. Kau memapah diam yang merajah duka. Air mata.

Malam tanpa rembulan, dan gerimis tanpa hujan. Menjadi abu perjalanan kenangan, yang tak ingin kau tinggalkan.

"Anakku di sana, kan?"

Matamu menatap wajah langit yang pahit. Sepasang lenganmu berayun pelan menimang. Aku terpaku menimbang gamang.

Curup, 10.07.2021
Zaldy Chan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun