Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pesan Ibu

15 Juni 2021   17:57 Diperbarui: 16 Juni 2021   09:36 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi genggaman tangan (sumber gambar: pixabay.com)

"Mungkin aku akan..."
"Membunuhnya?"

Perempuan itu menitip senyumnya pada bisu. Sejenak matanya menatap segelas teh yang tersisa setengah. Jemari tangan kirinya meraih ujung sendok yang terpaku di bibir gelas, dan segera memutar dasar gelas. Mata itu kemudian menatapku.

"Membunuhnya? Untuk apa?"

Aku menatap lengan kananku yang memerah dan masih menyisakan rasa gatal. Aku tak peduli, bila ada kaki atau sayap nyamuk jahanam itu yang tertinggal. Membunuh nyamuk malang itu, adalah sebuah seni mengakhiri rasa sakit.

"Biar ibu..."
"Dulu, dia terlalu muda untuk mati!"

***

Dia orang kedua yang datang memesan segelas kopi. Tanpa suara, hanya isyarat jari telunjuk diarahkan pada gelas yang berada di hadapku.

"Tanpa gula!"

Tiga hari berlalu. Lelaki itu menggunakan pola yang baku. Datang pagi, memesan kopi dengan isyarat jari, dan berujar dengan kalimat yang sama "tanpa gula!".

Sedikit berbeda pagi itu. Ia memilih duduk satu meja dan satu bangku denganku. Kepalaku menekuk pelan tapi tak ada balasan.

"Tinggal di mana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun