Mohon tunggu...
Lagi Rame!
"Amicus Curiae" dalam Perspektif Mencerahkan di Ruang Pengadilan
Kini Barang Bawaan dari Luar Negeri Kembali Tak Dibatasi
Aturan Barang Bawaan Direvisi, (Lanjut) Bisnis Jastip
Setuju Jika Baju Adat Jadi Seragam Sekolah?
Level Kesulitas Timnas U23 di Piala Asia!
Qatar, Bukan Negara Sepak Bola Kemarin Sore
Kamu pasti suka!
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Di Ruang Kelas

21 Mei 2021   22:04 Diperbarui: 21 Mei 2021   22:44 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ruang Kelas (sumber gambar: pixabay.com)
Ilustrasi Ruang Kelas (sumber gambar: pixabay.com)
Ilustrasi Ruang Kelas (sumber gambar: pixabay.com)
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merdeka!

Teriakku terbentur kursi. Merdeka memilih sunyi. Mimpi bukan harga mati.

Hidup Revolusi!

Ujarku tersesat dalam lemari. Revolusi menepi. Harga tak terbeli.

Reformasi?

Bisikku tersangkut gantungan kunci pintu. Reformasi berlalu. Dalam bisu.

[Film dokumenter sejak tadi berhenti. Di ruang kelas, sepi kembali]

Curup, 21.05.2021
zaldy chan

HALAMAN :
  2. 1
  3. 2
LIHAT SEMUA
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
TAG

zaldy chan

sastra

fiksiana

fiksi

puisi
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Batalkan Laporkan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.
Pelajari selanjutnya.