Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Di Ruang Kelas

21 Mei 2021   22:04 Diperbarui: 21 Mei 2021   22:44 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[Sebuah film dokumenter terpampang di ruang kelas]

I/.
Lelaki itu berdiri di bawah bendera. Bertahan menata gemuruh di dada. Menatap wajah-wajah suka cita. Kemudian mengepal tinju ke angkasa. Berteriak tanpa curiga.

"Merdeka!"

Orang-orang luka melupai luka. Orang-orang lupa melukai lupa. Berteriak serentak.

"Merdeka! Merdeka! Merdeka...!"

II/.
Lelaki itu berdiri di pintu. Menata risau yang memburu. Menatap wajah langit biru. Mungkin segera menjadi masa lalu. Tapi, nanti! Bukan hari ini.

Ia berbisik pada sepi, "ini revolusi!"

Esok hari. Lelaki itu mati. Terbakar api. Revolusi.

III/.
Anak negeri berlari. Mengejar mimpi demi mimpi. Anak muda berdiri. Menanak mimpi dengan api. Anak-anak bernyanyi. Merajut mimpi dalam sunyi.

"Reformasi harga mati!"

Nun jauh di sudut janji. Bergemuruh anak negeri.

"Hidup reformasi! Hidup reformasi! Hidup...!"

IV/.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun