Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Di Antara Lampu-lampu Taman

4 April 2021   17:52 Diperbarui: 4 April 2021   21:30 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak kecil dan lampu taman (sumber gambar: pixabay.com)

Apa yang kau rasakan?
Abaikanlah! Debu perasaan sedang bertengkar dengan lampu-lampu taman. Gelap malam masih terjebak di antara antrian kenangan. Dan, terlupakan.

Apa yang sedang kau pikirkan?
Sudahi saja! Percik janji sejak pagi membakar mimpi. Ia menjalar dari ubun-ubun hingga ke ujung kuku jari. Kemudian pergi.

Apa yang ingin kau bicarakan?
Berhentilah! Serbuk ucapan telah berselingkuh dengan pemanis buatan. Ia diberangus cecap bibir yang tersungging. Dan, mengering.

Apa yang telah kau baca?
Percuma saja! Abu kata-kata sudah berterbangan di jalanan. Ia tersundut bujuk rayu jelatang yang mengerang. Kemudian menghilang.

Kumpulkan kertas koran itu, Nak!
Tukarkan dengan sebungkus kopi untukku, dan sepotong roti untukmu. Biar kita eja malam ini, semoga esok tak bertemu pagi.

Curup, 04.04.2021
zaldy chan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun