Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Mengeja Satu Tanda

30 Januari 2021   17:44 Diperbarui: 31 Januari 2021   11:35 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jalan panjang (sumber gambar: pixabay.com)

Aku terlalu tua untuk merenangi luas samudera. Namun, terpaku belia ketika merenungi belantara bahasa.

Lihat saja huruf "A" besar di awal kalimat, mungkin tak termasuk noda besar menggunakan huruf "a" kecil pada hari kiamat. Jika itu ditahbiskan sebagai dosa, maka neraka bahasa yang bertugas menghapusnya. Pun, jika ada. Dan kau percaya.

Antrian ingatanku seperti kata sambung, berbaris letih siap disambangi. Namun, kamus tua terlanjur lelah menumpuk benalu untuk disiangi.

Bacalah rahasia "di"! Laksana sekawanan kenangan yang memagut rindu untuk disatukan. Tapi tempat, ruang dan waktu acapkali memisahkan. Seperti kita. Terluka.

Aku tunggang-langgang beraksi di gelanggang, bahkan tunggang-tunggit mereguk rasa sakit. Namun, usai kata-kata membahasakan bab-bab cinta. Kau terpana.

Maka, biarkan ribuan tanda koma mengejar torehan penyair. Berlarian mengeja satu tanda sebagai peristirahatan terakhir. Titik.

Curup, 30.01.2021
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun