Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Edukasi dan Simulasi Bencana, Melatih Reaksi Menjadi Aksi

19 Januari 2021   12:34 Diperbarui: 20 Januari 2021   07:38 1534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
simulasi bencana Gempa Anak sekolah di Jepang (sumber gambar: https://travel.tribunnews.com/)

Orang-orang akan terlatih untuk mengetahui pihak mana saja yang bertanggungjawab jika terjadi bencana. Siapa mengarahkan, apa yang harus dilakukan? Tahapan dan proseduralnya bagaimana? Jadi tidak sibuk bermain telunjuk atau saling menunggu dan mengandalkan.

Mungkin, ini adalah tataran ideal, ya? Apalagi jika edukasi dan simulasi ini dilakukan sejak usia dini.

Anak-anak belajar melalui Rumah Simulasi Gempa milik BPBD DIY (sumber gambar: https://jogja.tribunnews.com/)
Anak-anak belajar melalui Rumah Simulasi Gempa milik BPBD DIY (sumber gambar: https://jogja.tribunnews.com/)
Terus?

Aku sering melihat jika ada upacara atau acara yang melibatkan pejabat. Seringkali dilakukan rangkaian simulasi acara. Peserta malah akrab dengan kalimat dari pembawa acara, semisal:

"Acara ketiga. Kata sambutan dari....,free memory!"

"Acara terakhir, Doa! Free memory!"

Aku membayangkan, jika simulasi acara dan upacara seperti itu, juga biasa dilakukan dalam hal kebencanaan, ya?

Mungkin tak persis sama atau serapi dan secanggih yang dilakukan Jepang. Setidaknya, tak hanya simbolik dan seremonial, kan?

Curup, 19.01.2021

Zaldychan

Ditulis untuk Kompasiana]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun