Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Tak Lagi Bertanya kepada Lupa

23 Desember 2020   16:02 Diperbarui: 24 Desember 2020   09:11 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak Kecil dan Senja (sumber gambar: pixabay.com)

Ada satu kamus lumus bersembunyi di kepalaku. Namun, pilihan kata-kata menemui jalan buntu. Tersendat menata kalimat pantas untuk keberadaanmu. Sebab, kau titianku.

Bulir-bulir embun tak pernah sengaja menempuh jalan sunyi. Tetapi, menemani pagi merajah sisa-sisa sepi. Aku bukan butiran embun yang betah terkurung di bilik lamun. Kau adalah embunku.

Pada langit, aku belajar melupakan rasa sakit. Usai jejak dulu menjadi bayang utuh, sebuah rasa yang merampas kenangan. Namun, aku tak mampu menghapus kata itu dari ingatan.

Tak lagi bertanya kepada lupa, apakah mampu aku membasuh air mata. Bila rimbunan hari-hari terbiar berkerumun resah, kugenggam paksa lembaran senja-senja yang basah.

Aku pernah berjanji menjagamu. Namun, tak mampu menahan lesatan batas waktu yang terus melaju. Hingga kelam memberitahu, aku kehilanganmu.

Kau pernah ajari tentang rindu. Namun, kau terlupa ajari aku mereguk pilu. Hingga aku tertatih merajut ragu, menjejaki arah perjalanan tunggu.

Ketika hening membisu. Ada bisik gagu untukmu. Ibu.

Curup, 23.12.2020
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun