Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pulang

16 Desember 2020   18:36 Diperbarui: 16 Desember 2020   18:38 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illutrasi Terminal Bus (sumber gambar : pixabay.com)

Kubiarkan dua perempuan menyatukan rasa yang  lama terpendam. Aku memilih berdiri di pintu. Diam.

"Masuklah, Nak! Ayah sudah menunggumu di kamar."

Tangan ibumu menggenggam tanganku. Mengajak langkah kakiku menuju kamar. Tanganmu memeluk erat lengan kiriku. Bertiga, bergerak pelan menghadap batu karang. Ayahmu.

"Maafkan ibu. Tak lagi bisa memegang rahasia."

Kalimat nyaris berupa bisikan, keluar dari mulut ibumu, sesaat sebelum menyentuh gagang pintu kamar.

Di ranjang, kusaksikan mata tua itu menatapku. Ayahmu tak lagi menyerupai batu karang yang tangguh.  Tapi penuh lubang-lubang dan rapuh.

Kau tak akan pernah tahu. Bagiku, ibumu dan ayahmu. Kepulangan bermakna penyesalan.

Curup, 16.12.2020

Zaldychan

[ditulis untuk Kompasiana]

Catatan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun