Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Restu Abu

1 Desember 2020   19:11 Diperbarui: 1 Desember 2020   20:36 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kelopak bunga mawar (sumber gambar: pixabay.com)

Menunggu senja, menikmati terpaan angin darat menuju laut, serta melihat kesibukan nelayan memecah ombak, memacu perahu ke tengah lautan dengan lampu-lampu kecil yang menyala bak kunang-kunang, ketika matahari terbenam adalah keindahan. Bagiku, itu adalah perjuangan.

"Mak kembali mengingat Abu!"

Senjamu tak hanya diwarnai jingga. Juga air mata.

***

Tenda pengungsian itu berwarna biru kusam. Di beberapa tempat, robek dan bolong. Tiga bulan, hujan dan terik matahari tak henti menghantam.

Dari kejauhan, kulihat Mak berjalan cepat bersama seorang lelaki, menuju ke arahku. Nyaris sebaya Abu. Mak bergerak cepat meringkas barang di dalam tenda. Lelaki itu mengusap kepalaku. sesaat Mak menatapku, juga lelaki yang berdiri di sebelahku.

"Dia adik Abumu. Kita berangkat sekarang!"

"Hah?"

"Ke Padang!"

Aku tersenyum. Kukira, Martunis pasti merasakan perasaan sepertiku. Dua puluh satu hari di tengah lautan bertahan hidup. Akupun masih hidup. Tapi aku tahu, kisahku dan kisah Martunis berbeda.

Martunis tujuh tahun, usiaku sepuluh tahun. Martunis kehilangan Ibu. Aku kehilangan Abu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun