Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Restu Abu

1 Desember 2020   19:11 Diperbarui: 1 Desember 2020   20:36 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kelopak bunga mawar (sumber gambar: pixabay.com)

"Hari hujan, Mak! Selimut Mak terbuka."

Sedikit gugup, kutarik selimut menutupi tubuh Mak hingga sebatas dada. Tanpa suara, mata tua itu menatapku. Kemudian beralih menatap dinding. Jam bundar berlatar gambar Ka'bah, menunjukkan pukul tiga dini hari.

"Oh! Hampir subuh. Mak belum tahajud!"

Perlahan, tangan tua itu menyibak selimut di tubuhnya. Menggerakkan kaki ke pinggir ranjang. Tergesa mencari sandal, dan bergerak lugas ke kamar mandi.

Sebagai anak satu-satunya. Aku tahu, Mak pasti melakukan yang diinginkannya.

***

"Sudah bicara?"

"Sudah!"

Kau tersenyum. Kedua tanganmu memeluk lengan kiriku. Bagimu, bicara apapun tentang pernikahan adalah kebahagiaan. Satu-satunya penghalang kebahagiaan itu, bukan keputusanku. Namun, keberanianku. Berani bicara kepada Mak.

"Mak setuju, kan?"

Tak perlu kujawab tanyamu. Kali ini, tanganku menggenggam erat tanganmu. Kuajak kau duduk di susunan batu-batu besar pemecah ombak. Pantai Padang, sore itu dipenuhi orang-orang yang memburu senja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun