Di partai terakhir turnamen, satu gol Iniesta merusak mimpi Belanda! Gelandang Barca itu menjadi pahlawan. Raihan back to back Spanyol sebagai juara Piala Dunia usai juara Eropa. Arjen Robben menjadi pesakitan, gagal mencetak gol padahal tinggal berhadapan dengan kiper. Tendangannya takluk oleh setuhan kaki Iker Cassilas. Cerita bisa berbeda jika menjadi gol!
Momen pertandingan yang menyajikan pahlawan dan pesakitan, juga salah satu resep jitu sebuah pertandingan dianggap hebat.
Keempat. Aksi Blunder dan Akting pemain Bak Opera Sabun
Selain rumus "from hero to zero" atau sebaliknya. Sajian blunder dan acting juga menjadi alasan sebuah pertandingan disebut hebat.
Sebagai contoh? Hal itu dirasakan Zidane di final Piala dunia Tahun 2006. Gol penalti ke gawang Italia, segera dilupakan usai tandukannya ke dada Marco Materazzi berujung kartu merah. Zidane melakukan blunder, gagal menahan emosi. Materazzi sukses menjalankan peran sebagai "pohon beringin" yang ditumbangkan angin. Muaranya? Italia juara!
Atau, ayunan nakal kaki Beckham ke Diego Simeone di Piala dunia 1998. Berujung kartu merah, dan Beckham mesti menerima hujatan parah dari fans Inggris hingga ancaman pembunuhan! Kalau dilihat tayangan ulang, ayunan ringan itu hanya reaksi spontan pemain muda, namun menjadi "momen berharga" bagi pemain berpengalaman sekelas Simeone di mata wasit, kan?
Kukira, sangat banyak aksi-aksi pemain yang terkadang lebih yahud dari kemampuan seni peran bintang Holywood atau Bolywood. Belum lagi blunder kiper atau para pemain yang berujung gol mudah atau gol bunuh diri, tah?
Poin ini, tak bisa dipisahan dari sebuah pertandingan. Lihat saja aksi suporter Ultras di semua klub di Eropa. Mereka bahkan menciptakan lagu khusus buat setiap pemain, yang diteriakkan sepanjang pertandingan. Plus spanduk, kembang api, laser dan bom asap!
Bayangkan kesulitan dan kerja keras panitia penyelenggara pertandingan di masa pandemi corona, agar atmosfir pertandingan tetap dirasakan hebat. Padahal pertandingan tanpa penonton! Setelan audio khusus serta pajangan banner para penonton palsu, akhirnya tersaji di kursi-kursi penonton yang kosong melompong!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!