Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Parade Bintang-bintang

8 Juli 2020   19:46 Diperbarui: 8 Juli 2020   19:41 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Riuh pertengkaran kata-kata tertumpah. Berserakan bak beliung menelusuri resah. Tertuang di ruang-ruang bunyi. Rapi dan asri.

Kita bersama...

Suaramu gagu. Ragu mengeja angka-angka pilu. Tertera dan tergesa disusun bisu, sebelum kakimu melangkah kaku. Dari balik pintu.

Yang sembuh...

Gerak bibirmu tertanam dalam secarik kain ungu, bukan biru! Kupastikan tak mungkin keracunan cairan madu. Kau kunci pun kata mati. Siapa peduli?

Terima kasih!

Suara-suara terhempas ke udara. Senja menantikan parade bintang-bintang. Berpacu menunaikan tugas matahari, yang nyaris tak terganti. Melupakan bulan yang termangu. Menunggu.

Kali ini, tak ada senyummu, ketika semua mata menatap kalung kayu. Bibirmu tertutup. Oleh secarik kain ungu tak berkatup.

Jika aku mati terkunci! Siapa peduli?

Curup, 08.07.2020
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun