Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

4 Hal yang Bisa Dilakukan Orangtua, jika Anak Temui Kegagalan

7 Juli 2020   22:57 Diperbarui: 7 Juli 2020   23:07 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak lelaki (sumber gambar : pixabay.com)

Hal wajar, jika orangtua memajangkan fotonya bersama anak di media sosial, saat anaknya meraih prestasi atau keberhasilan apapun itu. Entah, foto saat wisuda, lagi memegang medali dan piala dan atau memajang nilai rapor anak. Itu sah, kan?

Namun tak banyak orangtua yang merespon kegagalan anaknya. Mungkin menghormati kelemahan anaknya, atau malah menganggap itu aib bagi dirinya. Padahal, sesungguhnya, anak mengharapkan kehadiran secara utuh orangtua saat ia mengalami kegagalan. Bahwa kegagalan itu bukan aib, apalagi kekalahan.

Ketiga. Memberi anak-anak ruang yang nyaman untuk merasakan kegagalan.

Ada kalanya, orangtua keceplosan mengungkapkan rasa kecewanya terhadap anak, dan merspon dengan memarahi, mengomel terkadang sampai melakukan kekerasan fisik! Gawatnya lagi, terkadang di ruang publik dan terlihat banyak orang.

Terkadang, anak membutuhkan "ruang" untuk menyigi sebab. Kenapa mereka menemui kegagalan. Anak itu ajaib! Mungkin mereka lebih tahu yang harus dilakukan dibandingkan orangtua, tah? Menyediakan anak "ruang" yang nyaman untuk melakukan evaluasi diri, kukira menjadi salah satu pilihan bijak.

Keempat. Membangun ulang komunikasi, memberdayakan anak untuk mencoba lagi.

Tak banyak orangtua yang memiliki kemampuan sebagai motivator. Namun, orangtua memiliki keistimewaan, yaitu memiiliki ikatan lahir dan batin dengan anak. Ikatan itu, bahkan melebihi kapasitas seorang motivator ulung sekalipun!

Caranya? Maukah orangtua, membiarkan anak keluar dari keinginan dan impian orangtua? Dan, membiarkan anak mencari dan menemukan jalan sendiri untuk mencoba lagi, dengan cara dan konsep mereka sendiri.

Hal ini, akan terjadi, jika komunikasi terbangun secara baik, dan tak tersendat dengan berbagai syarat dan prasyarat. Berat? Iya. Hiks...

Aku pernah baca satu ungakapan yang menarik, tapi lupa milik siapa. Jadi aku tulis saja lagi, ya?

"Belajar Sains dan Matematika tingkat tinggi, akan membantu anak lulus ujian yang sangat kompetitif. Tetapi pengetahuan tentang kehidupan, akan membantu mereka menghadapi setiap masalah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun