Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Apa Sesungguhnya Keinginan Orangtua agar Diketahui Anaknya?

17 Juni 2020   21:59 Diperbarui: 19 Juni 2020   02:06 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sepatu anak (sumber gambar : pixabay.com)

"Teeeng..."

"Airnya tu?"

"Yuuun!"

"Tidak terki..."

"Yaaa..."

Ada rasa bangga, saat mendengar anakku mampu menyambung setiap larik yang kunyanyikan walau satu suku kata. Sebagai orangtua, saat itu, aku merasa istimewa. Apalagi, jika nyanyian itu hadir dalam pertemuan-pertemuan keluarga.

Pada usia 3 tahun, kubelikan anakku sepeda, dengan dua roda bantu di bagian belakang. Setiap ada waktu, kuajak anakku bermain sepeda. Tanpa sadar, saat anakku terjatuh, aku malah tertawa. Ada rasa puas, saat anakku lancar bersepeda, walau dengan beberapa luka.

Sebagai orangtua, kurasakan tekanan semakin besar saat anakku mulai beranjak ke usia sekolah. Aku semakin dikejar waktu, untuk mengajarkan banyak keterampilan dan pengetahuan bagi anakku. Agar nanti tak merasa rendah diri dan malu karena tak mampu.

Aku mulai merasa jengkel, saat anakku susah membedakan antara huruf dan angka. Merasa geregetan, ketika jemarinya tak bisa memegang pensil dengan benar. Terkadang, suaraku bernada amarah, jika anakku belum mampu mengikat tali sepatu yang sebenarnya mudah.  

ilustrasi anak dan orangtua (sumber gambar : pixabay.com)
ilustrasi anak dan orangtua (sumber gambar : pixabay.com)
Tekanan itu berubah menjadi beban. Ketika kusaksikan, teman sebaya anakku. Sudah mampu melakukan penjumlahan angka sederhana, sudah lancar membaca. Apalagi melihat di layar televisi, ada yang sudah terampil bicara dalam berbagai bahasa.

Perbandingan demi perbandingan mulai kulakukan. Dan merasa kecewa, menerima kenyataan jika segala yang sudah aku upayakan, ternyata anakku tak bisa seperti teman-temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun