Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mungkinkah Ketidaksiapan Mental, Pemicu Aksi Kekerasan di Sekolah?

17 Februari 2020   16:09 Diperbarui: 17 Februari 2020   19:10 2430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Sejatinya, dari tiga elemen belajar, guru tak hanya mengajar dengan menjembatani pengetahuan anak didik, namun juga sikap dan perilaku. 

Menurutku, aspek mengajar dominan pada psikomotorik dan kognitif dan mendidik pada afektif.

Ketiga. Orangtua tak menyiapkan mental anak untuk bersekolah. Terkadang, orangtua "curang" kepada guru dan pihak sekolah. 

Harapan orangtua adalah anaknya menjadi baik, pintar, berprestasi dan memiliki nilai tinggi. Mampu membiayai, dan mewujudkan harapan itu adalah tugas guru.

Selain menyiapkan mental anak untuk berbagi, saling menghormati dan menghargai orang lain. Acapkali orangtua lupa berdiskusi dengan guru tentang perkembangan anaknya, kecuali ada undangan. 

Jejangan hanya berpatokan pada nilai ujian (rapor). Atau di rumah, orangtua tak pernah menanyakan kejadian di sekolah atau pelajaran anaknya.

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Terus?

Ketiga hal di atas bisa menjadi segitiga yang mengerikan. Akhirnya anak terbeban bersekolah, guru terbeban mengajar sesuai beban kerja dan bahan ajar. Orangtua terbeban berkaitan dengan biaya dan tingkah laku anak di sekolah.

Lebih parah lagi. Jejangan anak, guru, dan orangtua memiliki orientasi yang sama mengenai sekolah?

Motivasi anak belajar agar mendapat nilai yang baik saat ujian. Guru mengajar untuk menyiapkan anak didik menghadapi ujian. Dan orangtua menunggu harapannya terwujud dan bahagia, atau gagal dan marah, saat menerima hasil ujian anak

Begitukah? Hiks...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun