"Pernikahan adalah hak untuk menemukan kesempatan buat saling menggoda dan bertengkar sesering mungkin." -- Jane Austen
Menikah adalah prosesi sakral dan momen paling membahagiakan bagi setiap pasangan. Membayangkan sensasi menghabiskan kehidupan bersama, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Ahaaay...
Tak jarang, pernikahan menjadi "pintu gerbang kebebasan" yang sah untuk melakukan apa saja secara agama dan aturan negara.Â
Percayalah, menikah juga mengubah status di pandangan masyarakat. Orang yang telah menikah langsung masuk kategori "orangtua".
Terakhir, menikah itu membebaskan diri dari julukan "jomlo abadi", juga "badai pertanyaan beserta perundungan" pada momen tak diduga. Baik itu saat pulang ke kampung halaman, berkumpul bersama keluarga besar, atau ketika kumpul bersama teman sebaya.
Baru Menikah? Hati-hati Wedding Blues!
Biasanya, calon pasangan sangat antusias menyusun rencana pernikahan mereka. Sampai-sampai pikiran, tenaga, dan juga finansial ikut terkuras. Tak jarang kelelahan menyebabkan pertengkaran kecil di antara pasangan. Bagaimana tidak, banyak hal yang harus diurus saat akan memutuskan untuk menikah, mulai dari mengurus administrasi, gedung, disain acara, katering, dan juga undangan.
Walaupun menggunakan jasa profesional, hal tersebut tak mungkin terabaikan begitu saja dari pikiran setiap pasangan, bukan begitu? Sehingga karena masalah tersebut, tak jarang pasangan dibuat lupa bahwa pernikahan adalah rute awal melatih diri mengurai masalah secara bersama, sehingga dituntun kedewasaan di antara pasangan. Namun, nyatanya terkadang ada beberapa sifat asli pasangan yang baru ketahuan setelah menikah. Tak ayal, hal tersebut menyebabkan terjadinya wedding blues.
Dalam beberapa literatur, wedding blues adalah ketidaksiapan pasangan yang baru menikah dalam menghadapi perubahan. Merasakan penderitaan, hadir perasaan bosan bahkan kesedihan yang tanpa alasan.
Misalnya? Bagi seorang istri, bisa jadi sebab wedding blues dipicu oleh perasaan jauh dari keluarga. Bagi seorang suami? Merasa tertekan, karena tanggungjawab lebih besar dan lebih banyak. Apalagi ranah finansial. Hiks...
Menikah tanpa masalah? Aih, ini adalah harapan semua calon pengantin, bahwa mereka menikah tanpa ada masalah. Coba tanyakan pada orang yang bertahun-tahun menjalani pernikahan, maka harapan mereka juga masih begitu.