Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mencintai Malah Membebani! Lah, Piye?

29 Januari 2020   17:26 Diperbarui: 29 Januari 2020   17:32 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

"Bang! Boleh nanya?"

"Tentang apa?"
"Bagaimana caranya mencintai, tanpa membebani?"
"Membebani atau terbebani?"
"Membebani, Bang!"

Tema percintaan selalu menarik untuk dibahas. Pertanyaan di atas kujumpai pada diskusi ringan tentang anak muda. di sebuah Grup WA yang diadakan setiap malam minggu. Aku harus jawab apa, coba? Hiks...

Begitu banyak rumusan literasi, tentang bagaimana menjaga hubungan antar manusia. Mulai dari lancarnya komunikasi, hadirnya ikatan yang berujung kepastian, hingga saling memenuhi kebutuhan antar pasangan.

Bila mencintai akhirnya terbebani, bisa jadi masuk kategori bucin (budak cinta). Namun jika kondisi mencintai tapi membebani?  Kok bisa?

Mungkinkah pertanyaan itu, hadir gegara kegagalan menganalisis?

Bahwa, semisal kebutuhan pasangannya hanya berukuran satu gelas kopi. Namun secara sengaja atau tidak, malah dituangkan seukuran galon. Hingga membebani?

Atau, ada perubahan di tengah jalan saat menjalin hubungan, yang membentuk sekat-sekat ketidaknyamanan. Hingga terlambat kembali mengeja komitmen awal saat memulai hubungan.

Setiap saat selalu ada perubahan, dan perubahan adalah hal yang tak mungkin terhindari, kan?

Bisa saja kuajukan varian pertanyaan, semisal :

"Kenapa bisa begitu?"
"Sejak kapan merasakan itu?"
"Apa aja yang berbeda dibandingkan dulu?"
"Siapa yang lebih dominan merasakan itu?"
"Apa yang telah dilakukan untuk meminimalisir rasa itu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun