Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Membiarkan Anak Bermain Hujan, Kenapa Tidak?

28 Januari 2020   16:26 Diperbarui: 29 Januari 2020   07:47 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

"Boleh Kakak main hujan, Yah?"

Itu pertanyaan dengan tatapan harap dari anakku. Lelaki kecil kelas 4 SD. Hari minggu siang kemarin hujan turun dengan deras. Aku tak lagi butuh berfikir. Satu anggukan kecil dariku, cukup untuk memantik tawa bahagia.

"Kakak Pakai baju aja, Yah! Malu kalau dibuka!"

"Hajaaar..."

Tak butuh waktu lama. Anakku sudah berlarian di lapangan. Menikmati shower alami yang disediakan Tuhan. Setidaknya ada tiga alasan, sehingga hari itu aku tak bisa melarang keinginan anakku.

Pertama, kuajak anakku melihat acara pelatihan dan lagi materi lapangan. Semua peserta termasuk aku, sudah kuyup dengan hujan. Malah berbonus tawa dan canda. Hingga pelatihan jadi seru.

Kedua, Aku jadi ingat masa kecilku dulu. Kalau dilarang main hujan. Ada kesal, amarah terpendam. Terkadang malah sembunyi-sembunyi mencari alasan, agar bisa bermain hujan. Nah! Aku gak mau, anakku ikuti cara salah itu, kan?

Ketiga. Akupun merasakan sendiri. Kenangan dan kebahagiaan saat menikmati tetesan hujan mengguyuri tubuh.

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Ragam Permainan Kala Hujan di Masa Kecilku

Bahagia!
Senang!
Seru!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun