Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Mengarak Angan pada Ingin yang Tersapu Angin

6 Januari 2020   16:25 Diperbarui: 6 Januari 2020   16:42 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by wallpaperflare.com

Apatah kau perindu yang mematikan tunggu dengan kata pilu berbungkus bisu?

Seperti kisah-kisah liar berdebu, para petani yang membenci perihnya sayatan kemarau. Seperti lembar-lembar foto usang, yang tergantung di dinding kenangan. Terabaikan! Di antara peluh-peluh keluh yang menyelimuti buih-buih ingin yang dingin.

Jauh sebelum kau mencuri paksa sebuah rasa, dalam lupa yang disengaja. Aku bertahan pada mozaik mimpi yang terpahat fana.

Hanya angin yang tak lelah mengajak riak ombak menjumpai tepian pantai. Dan, hanya angin yang mampu membungkam asa, ketika kau dan aku tak lagi saling bicara.

Bagimu, aku adalah halaman buku yang hilang!

Bukan pelukis yang menggumuli warni warna dan arsiran sketsa! Bukan pula pengukir yang menabalkan tajam pisau penghilang baku risau.

Aku hanya sekawanan awan yang melayang dalam bayangan, tertata dramatis pada pandangan. Mengarak angan pada ingin yang perlahan tersapu angin.

Ketika rasa bertahan pada tanya tak berjawab. Untuk apa merawat harap?

Curup, 06.01.2020
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun