Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Melukis Sunyi pada Sketsa Sepi

27 Desember 2019   15:43 Diperbarui: 27 Desember 2019   15:50 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Dalam hening yang lelah, angan berjalan risau membujuk resah. Kurasakan debar inginmu yang tak mampu menipu rasa, sebagai saksi goresan aksara biru mengeja gagu sebuah nama.

Diammu bersembunyi dalam waktu, tapi tidak inginmu.

Ketika tangis dan tawa tergerus riak cara di tepi jurang kepastian. Ketika rasa dan asa terkikis hempasan masa di lembah penyesalan. Airmata adalah satu-satunya pilihan, membasuh jejak-jejak kehilangan.

Tak ada kepedihan jemu, selain penantian tunggu.

Manik matamu mencari pecahan-pecahan sukma sebagai pijakan. Merajah segala alasan-alasan, untuk menemukan satu jawaban. Kau dan aku melukis sunyi, pada sketsa sepi

Riuh butiran hujan, diam-diam mengajak pergi pertanyaan. Menghanyutkan genangan jawaban dalam kabut keinginan.

Kau masih menunggu ibu?

Curup, 27.12.2019
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun