Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Biarkan Aku Bercerita Tentang Mimpi

14 Desember 2019   17:21 Diperbarui: 15 Desember 2019   08:42 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Duduklah!
Biarkan aku bercerita tentang mimpi.

Bertahun lalu, sebelum matahari siang tadi hadir menguliti tangismu. Seorang lelaki tua pernah menjadi raja di negeri ini. Tak terhitung banyak julukan yang disandangkan, seperti tak pentingnya menanyakan tanggal-tanggal pernikahan yang pernah diam-diam dilakukan.

Tersenyumlah!
Biarkan aku melanjutkan! Kau mau, kan?

Lelaki tua itu memiliki seorang putri yang mampu meneduhkan hari. Selalu diajak pergi berkeliling menjenguk anak-anak negeri. Menyaksikan peta rahasia  yang terpendam dari sebuah mimpi besar, namun tersimpan rapi di alam bawah sadar.

Tak usah bertanya!
Duduk dan dengarkan saja. Kau bisa?

Aku tak akan berkisah tentang lelaki tua yang dibiarkan mati dalam sunyi, dan terlalu kusut masai ragam peristiwa yang sudah dialami sang putri. Itu tak penting! Namun yang harus kau ketahui, terlalu lama jarak waktu perjuangan yang ditempuh sang putri untuk memimpin negeri ini.

Kau tak perlu mengerti alasan pasti.

Sang putri memimpin negeri ini dengan mimpi. Bukan mimpi indah seperti yang kau petik setelah bangun dari tidur, bukan pula mimpi terampas yang dialami orang-orang di liang kubur. Tapi mimpi yang tak akan mampu ditafsirkan, pun tak pernah dituliskan.

Kau harus tahu,
Tak pernah ada manusia yang persis sama.

Tak seperti si lelaki tua yang dulu berkeliling merajut asa. Kini, sang putri sibuk mereguk luka di masa tua. Menyaksikan mimpi yang perlahan senyap ditelan usia, memikirkan sebuah nama yang mungkin segera lenyap di bilik lupa. Atau tenggelam diam dalam amarah dendam yang terpendam.

Pergilah!
kau tunggu esok pagi, atau mungkin lain hari. Akan aku ceritakan padamu tentang mimpi yang kucari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun