Dengan secangkir kopi. Kita pernah berdebat cara yang paling mudah menggenggam kabut pagi. Atau menikmati bening bulir embun yang singgah di kelopak melati. Dan menunggu sapaan lembut cahaya indah mentari. Di ruang dan waktu yang sama.
Kita tak pernah lupa berbincang tentang mimpi-mimpi yang tak pernah sama. Namun segera melupakan hal yang berbeda dalam canda tawa. Dengan secangkir kopi, kita merajut rasa dan asa. Bersama.
Pada secangkir kopi. Tanpa sengaja, kita belajar saling berbagi dengan apa yang telah  dimiliki. Bersabar menunggu waktu yang pasti mereguk, agar lidah mampu menyatukan perpaduan pahit dan manis racikan kopi. Sekaligus jeli memisahkan apa saja yang harus ditinggalkan.
Kita tak akan pernah melupakan aroma secangkir kopi, yang setia menemani pagi pada pergantian hari demi hari. Di ruang dan waktu yang berbeda. Dan, Tak akan pernah lagi sama.
Dengan secangkir kopi, kita pernah mereguk persamaan dan merajut perbedaan. Seperti mimpi.
Curup, 15.11.2019
zaldychan