Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Kau, Aku, dan Butiran Hujan

3 November 2019   17:24 Diperbarui: 5 November 2019   22:01 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

***

"Mas masih marah?"

"Gak!"

Kau pasti tahu, aku berbohong untuk jawaban itu. Manik matamu menyapa wajahku. Mata yang menjadi penunjuk arah, perta perjalanan paling rahasia bagiku untuk lebih mengenalmu. Kurasakan, kau ingin menemukan jawaban itu dari mata dan raut wajahku. Bukan ucapan yang terlontar dari bibirku.

"Mas tak bersalah! Ayah hanya ingin..."

Kalimatmu terhenti. Berganti dengan butiran bening yang mengalir di sudut matamu. Itu adalah caramu. Menunjukkan rasa dan inginmu padaku. Kukira, tak akan ada jingga senja sore itu. Awan mendung telah menemani tangismu.

Kau dan aku telah menelan lelah. Lelah mencari waktu hanya untuk sebuah pertemuan. Lelah bersembunyi untuk merajut rasa sebagai ikatan yang tak terpisahkan. 

Setiap orang pernah salah. Namun tak semua orang memiliki keberanian mengakui kesalahan. Atau bertanggungjawab atas kesalahan yang telah dilakukan.

***

Sejak tadi sunyi. Hanya ada satu rahasia yang terbuka. Juga pelukan erat ayahmu untukku.

"Kau tahu, sakit anakku?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun