Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Secarik Kisah tentang Lagu "Sapa Moti Malingi", Legenda La Hila hingga Asal Mula Rumpun Bambu

8 September 2019   18:54 Diperbarui: 9 September 2019   19:47 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : travel.detik.com

Pernah Dengar lagu "Sapa Moti Malingi"?  Yeah! Gegara tak sengaja mendemgar nadanya dan penasaran, Aku surfing lagu itu. Ternyata itu lagu berbahasa Bima, Nusa Tenggara Barat.

Bilang temanku, ide dan inspirasi itu jorok dan liar! Bisa ditemukan dimana aja dan kapan saja.  Sore ini, hal itu kualami. Aku tulis, ya?

Awalnya, dari pagi aku harus ke tempat kerja, walaupun hari libur. Gegara masih ada kerjaan yang mesti dibereskan. Ditemani sama anak gadisku yang betah duduk dan senyum-senyum sendiri di depan laptop. Gegara menonton aneka vlog prank di chanel Youtube.

Sesudah Ashar. Saat rehat, iseng akupun membuka Youtube. Biasanya, menonton talenta ajaib dan sering terpinggirkan yaitu pengamen atau musisi jalanan. Salah satu konten menarik sore itu, menampilkan satu video satu grup pengamen jalanan penggalangan dana Peduli Lombok.  

Konten dari Chanel Junaidi karo karo, yang Diupload tanggal 7 September 2018. Udah ditonton 10.510.231 kali. Kutonton dengan judul "Tak Sadar! Kalo Pengamen ini ditonton Penyanyi Aslinya". 

Yang menarik, bukan hanya motifnya, tapi rasaku "tergugah' mendengar musiknya. Aku berikan linknya disini, ya?

Walau tak mengerti bahasanya. Kukira ini lagu sedih dan musiknya "menyentuh". Semisal berkisah tentang duka, karena bencana di Lombok. 

Akhirnya, kucari chanel yang ada lirik dan artinya. Aduh! Ternyata Sapa Moto Malingi itu artinya "pergi menyebrangi lautan yang sepi". Hiks.. (Di bawah ini link lagu dan terjemahannya)

Lagu itu berkisah tentang sepasang kekasih yang harus berpisah. Karena sang lelaki harus melanjutkan sekolah. Dan berjanji akan kembali lagi. 

Sekilas membaca lirik dan videoclipnya, kumaknai begitu. (Maaf, kalo salah memaknainya, buat teman-teman Kompasianers dari Bima, ya?).

Namun bisa juga dimaknai. Lagu tersebut tak hanya tentang perjuangan cinta sepasang kekasih, kan? Bisa saja ada semangat anak muda membangun kembali desanya, usai kembali dari menuntut ilmu. Sebagaimana pernah dicanangkan Gubernur Sumatrea Utara Raja Inal Siregar (alm) sengan jargon "Marsipature Huta Nabe".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun