Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masalah dan Kebutuhan pada "Leiden is Lijden"!

7 September 2019   17:54 Diperbarui: 7 September 2019   18:37 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by itprotoday.com

"Hah?"

"Dari masalah, bakal ketemu judul!"

Jama'ah warung kopi hening. Aku lupa situasi dan kondisi, jadi hanya garuk kepala. Tak lagi berminat menjelaskan. Tapi aku tak lupa. Bahwa ada kredo yang ditemukan dan berlaku sejak dari kecil, baik di rumah atau di sekolah. Ada pesan sakral yang tertanam indah "Jangan pernah cari masalah!"

Versiku, apapun jenis tulisan yang dibuat itu, berbingkai ilmiah atau tidak. Idealnya bepijak dari sebuah "fenomena". Apatah fenomena sosial atau apalah nama kerennya! Dan, fenomena itu "anggap" aja sebagai masalah. Kalau udah begitu, kukira bakal gampang menemukan judul.

Jadi, kenapa malah cari judul dulu? Apatah, gegara kredo yang berlaku sejak kecil harus menjauhi masalah. Jadi pada bingung pas diminta mencari masalah? Apakah sekarang, sesusah itu mencari masalah? Atau semua dianggap masalah? Haha...

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Aih, aku mau ngebahas apa dari tadi?

Begini, Kejadian seperti pagi tadi, kuanggap adalah fenomena sekarang ini. Orang-orang lebih suka bertanya, tapi sedikit yang mau memberikan jawaban. Semua mau gampang dan serba instan. Pada gak mau menikmati proses yang seringkali dipahami pasti susah dan menjanjikan penderitaan.

Padahal banyak kisah heroik dan inspiratif yang tersebar di ranah literasi tentang figur atau sosok yang sukses di bidangnya. Semua nyaris menggunakan pakem yang sama. Melalui jalan hidup yang terjal, penuh liku, terpaksa mereguk pahit, getir terkadang tragis. Hiks...

Memimpin adalah menderita, itulah arti dari Leiden is Lijden. Pepatah kuno Belanda yang kukutip dari kompas.com. Tulisan Mohammad Roem yang dimuat di Prisma No 8, Agustus 1977. Dengan judul "Haji Agus Salim, Memimpin adalah Menderita."

Sebuah tulisan tentang keteladanan Agus Salim. Sebagai tokoh semasa Kemerdekaan, diplomat ulung yang disegani juga sederhana. Yang menganggap memimpin adalah amanah bukan hadiah. Memimpin adalah berkorban bukan menuntut.

Pepatah itu, dimaknai oleh Tan Malaka dengan kalimat "Barangsiapa menghendaki kemerdekaan buat Umum, maka ia harus sedia dan ikhlas untuk menderita kehilangan kemerdekaannya sendiri." Halah, kenapa malah jadi kesini, ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun