Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menjalani Hidup dengan Akal Sehat

28 Juli 2019   12:44 Diperbarui: 28 Juli 2019   17:59 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Kemudian ada anggapan, demensia adalah perpisahan panjang dan paling menyedihkan bagi lansia. Ketika tak lagi mampu menjemput kenangan masa muda, tak lagi mengingat nama anggota keluarga, bahkan tak lagi mengerti diri sendiri.

Nyaris sama dengan demensia, eksistensi manusia berusia panjang acapkali dilecehkan karena sudah terserang pikun atau lupa! Berbeda dengan demensia yang melupakan segalanya. Pikun lebih kepada melupakan hal-hal detail, tentang dirinya atau lingkungan sekitar.

Apa yang terjadi? Usia yang panjang bisa saja menjadi penderitaan panjang ketimbang kebahagiaan. Mengingat buruknya kondisi kesehatan kaum lansia. Penderitaan itu tak hanya berlaku bagi para lansia, namun juga kerabat dekat, bahkan memperburuk ikatan dalam keluarga. Sering kita dengar atau saksikan, tah?

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com

Hidup dengan Akal Sehat

Jika sepeda motor yang berusia tua bisa diperbaiki dengan melakukan restorasi atau mengganti onderdilnya. Apatah manusia bisa begitu? Keputusan akan bermuara, pada kemampuan manusia untuk memelihara dan merawat kesehatan.

Pola hidup sehat, tak melulu berpijak pada kesehatan ragawi. Sebab fungsi kesehatan ragawi hanya unsur pendukung. Lihat saja senyum dan tawa yang dihadirkan oleh manusia yang memiliki keterbatasan ragawi.

Yang terpenting adalah mewujudkan kesehatan yang dimulai dari pikiran. Tentang bagaimana "menjaga dan merawat pikiran," agar tak diracuni oleh hal-hal yang mampu mengurai kebahagiaan.

Bisa jadi, kemudian manusia tak lagi terlalu peduli memikirkan kesuksesan duniawi, atau tak merelakan diri terseret arus kehidupan yang tak pernah berujung. Mampu menentukan hal yang paling berharga dari hidupnya serta tahu apa yang ingin dilakukan.

Maka, manusia telah menemukan dirinya. Manusia pun telah menemukan jawaban tentang apa yang dicari dalam hidup. Yaitu, kebahagiaan.

Kebahagiaan yang bagaimana? Kesempurnaan bahagia itu adalah kebahagiaan lahir dan batin. Ada ujar-ujar tetua dikampungku tentang hakikat kebahagiaan hidup manusia, yaitu "Lahir mencari teman, Batin mencari Tuhan,".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun