Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ketika Langit Memutuskan

27 Juni 2019   19:26 Diperbarui: 27 Juni 2019   19:32 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

ketika langit berbisik kepada awan yang mengandung mendung segera menerjunkan hujan, butir-butir hujan berjatuhan tanpa sempat bertanya musabab dan tujuan. tak pernah tahu perihal kebahagiaan juga kepedihan yang ditimbulkan. ia tahu, butiran hujan akan mengerti, tak semua arti harus difahami.

ketika langit mengusir awan, usai hujan menjemput senja. tak perlu menanti butirannya, kembali menguap ke permukaan fana. tak lagi perlu menunggu, sampai bila suka mampu mengobati duka. ia tahu, biarlah waktu menawarkan cara. menemani luka menemui tawa.

ketika langit mengusik senja, mengundang kelam menutupi malam. maka segala keresahan hari berhimpun pada perjamuan lupa, melenyapkan peluh keluh kegelisahan pada persembunyian luka. ia tahu, hari esok pasti kembali, mereguk asa di antara ada dan tiada.

ketika langit memutuskan. kau juga aku, bukanlah butiran hujan. tak pula senja ataupun malam yang ditinggalkan. hanya butiran debu di tanah basah, tak bernyali menguji pasrah.

ketika langit memutuskan.

Curup, 27.06.2019
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun