Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

NIK | "Unforgettable Moment" [2]

18 Juni 2019   08:15 Diperbarui: 20 Juni 2019   12:26 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
illustrated by pixabay.com

Saat di angkot jurusan Kalawi-Pasar Raya. Azan isya terdengar. Gerimis pun turun di awal september. Aku turun di depan Bioskop Karya. Tak mungkin naik bis kota. Jika berhenti di Simpang Tunggul Hitam, aku mesti jalan kaki ke Cendrawasih.

Terburu. Aku berjalan, lalui Los Pasar Raya Blok A. Seberangi jalan dan berhenti di Masjid Taqwa. Menunggu angkot putih jurusan Labor. Agar berhenti tepat di depan rumahmu.


Hujan mulai deras. Agak lama kutunggu, angkot putih berhenti. Setengah berlari kunaiki. Bangku di depan kosong. Sopir tersenyum padaku. Kuacak pelan rambut basahku. Kuraih bungkus rokokku.

"Rokok?"

"Makasih. Ada, Bang!"

"Sesekali hujan, langsung deras!"

"Iya, Bang. Penumpang jadi sepi!"

"Haha..."

"Kemana, Bang?"

"Cendrawasih!"

"Oh!"

Anggukkan kepala. Sopir serius menatap jalan. Kucuran hujan semakin lebat. Angkot bergerak lambat. Kunikmati kepulan asap rokokku. Tak lagi ada percakapan. Kunikmati musik dari pengeras suara.


Selera sopir angkot terhadap disain interor dan eksterior, termasuk soundsystem luar biasa. Menjadi ciri khas angkot di Kota Padang. Tak hanya gengsi sesama sopir angkot. Juga cara untuk menarik penumpang.


Hujan tak reda saat angkot berbelok ke labor. Selain aku, hanya ada dua penumpang. Dan aku turun terakhir, tepat di depan rumah kostmu. Angkot berhenti. Kuserahkan ongkos. Membuka pintu, segera berlari ke arah pagar. Sesaat terhenti ketika kudengar sopir memanggilku.


"Bang! Kembaliannya..."

"Ambil aja!"

Kuangkat tangan kananku. Segera masuki halaman. Tak lagi kudengar ucapan sopir. Yang kutahu angkot sudah beranjak pergi. Kuhentikan langkahku di beranda. Bajuku sudah terlanjur kuyup. Belum lagi kuucap salam. Pintu rumah sudah terbuka. Aku terkejut. Wajahmu sudah tampak dari balik pintu.

"Mas...?"


Aku kembali sendiri. Masih berdiri. Kuraih sebatang rokok, kunyalakan. Tak lama, pintu dibuka lagi. Kau tersenyum. Tanpa suara kau serahkan handuk kecil. Aku mengerti. Kau kembali ke dalam. Seraya beri isyarat agar aku duduk. Kugunakan sekenanya handuk kecil milkmu.


Kau hadir lagi. Segelas kopi kau ajukan di hadapku. Asap tipis telusuri bibir gelas. Juga asbak, kau beli khusus untukku nyaris lima tahun lalu. Kau duduk di sisiku. Kuserahkan handukmu. Aku tertawa. Kau menatapku.

"Baju Mas?"

"Lumayah parah!"

"Nik ambil jaket, ya?"

"Jaket Pink? Gak usah! Jika minum kopi, bakal kering!"

Plak! Tepukan selamat datang dari tangan kananmu, singgah di bahuku. Kau tertawa.

"Masih panas. Jangan minum dulu!"

"Udah tahu."

"Nik Ambilkan air hangat dulu, ya?"

"Tiga kali di tinggal? Mas pulang aja!"

"Hah!"

"Coba hitung!"


Kau menatapku. Berfikir sejenak. Kau simak ucapanku. Kembali, tawamu penuhi beranda. Aku tersenyum.


"Kok tahu Mas yang datang?"

"Nik dengar suara Mas!"

"Hah!"

"Tadi teriakan Mas, kan?"

"Haha..."

"Kenapa Mas teriak?"

"Mas turun terakhir! Mungkin sopirnya takut ditinggal sendiri..."

"Haha..."

Kuraih gelas berkopi. Kureguk sedikit. Masih terlalu panas. Kau tersenyum. Kuhisap dalam rokokku. Kuhembus perlahan asapnya. Kau hadapkan tubuhmu ke arahku. Kau tatap mataku. Pelan tapi jelas, kudengar suaramu.


"Mas dari rumah?"

"Iya!"

"Berangkat sudah maghrib?"

"Iya!"

"Tadi Mas ngampus?"

"Iya. Pulangnya kesorean!"

"Mamas..."

"Bentar! Sejak kapan, Nik Jadi polisi?"

Tak ada reaksimu. Tak kau ubah posisi dudukmu. Matamu lekat menatapku. Sambil tersenyum, kuacak pelan kepalamu. Kau biarkan. Aku tahu. Acapkali kau andalkan rasamu juga khawatirmu.

Seperti malam itu. Tetiba kau kutemui.  Lagi, kuusap pelan kepalamu. Kutatap wajahmu.

"Rindu tak dilarang, kan?"

#Nik

#GetMarried #PowerofLove #BecauseofYou #SayLovewithLetter #LoveJustaintEnough #BorntoFight #ThereisaWay #SpeakYourMind

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun