Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

NIK | "Speak Your Mind" [12]

11 Juni 2019   08:15 Diperbarui: 20 Juni 2019   12:29 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Kutemui Ni Yul. Perempuan setengah baya, staf Fakultas Hukum. Penanggungjawab adminitrasi dan akademik untuk semua angkatanku. Kau di sebelahku. Berdiri di luar Gedung Dekanat. Di tepi jendela berbatas jeruji besi. Bersisa celah seperti loket di kantor pemerintah.

Ni Yul duduk di ruang dalam. Dari jauh, senyum Ni Yul sudah menyapaku.

"Akhirnya!"

"Hamdallah, Uni."

"Angkatan terparah!"

"Haha..."

"Malah tertawa!"

"Siapa suruh reformasi?"

"Isi ini dulu, ya?"


Ni Yul tertawa kecil. Dua lembar formulir pendaftaran ujian sudah di tanganku. Kuletakkan tas di lantai. Aku memandangmu. Sambil tersenyum, kau raih pena dari tas kecilmu.

Kuserahkan form padamu. Kau tertawa dan mengerti. Tulisan tanganmu, kubutuhkan saat itu.


Sesekali terjadi tanya jawab. Agar tak keliru mengisi form. Agak lama. Akhirnya data selesai diisi. Kuserahkan form beserta lima bundel draft skripsi. Sekilas memeriksa ulang. Ni Yul anggukkan kepala. Tersenyum, melirik padamu.


"Lengkap! Jadual ujian, tunggu satu-dua minggu ini, ya?"

"Siap! Syarat lain?"

"Biar Uni yang bereskan!"

"Wah! Makasih, Ni."

"Si Manis di sebelahmu itu, bakal PW?"

"Hah?"

"Pendamping Wisuda?"

"Nunik? Sudah PH, Ni!"

"Oh! Kau pintar memilih!"

"Mumpung Nunik khilaf, Ni!"


Aku tertawa menatapmu. Kau tundukkan wajah. Tak berkomentar. Ni Yul tertawa lepas. Dan ajukan selembar kertas padaku. Bukti serah terima skripsi.

"Makasih lagi, Ni!"

"Iya!"

"Ada yang lain?"

"Eh, ada salam dari Kajur!"

"Haha..."

"Jum'at kemaren. Pintu ruangan..."

"Sssst!"

Segera. Kuajukan ke mulut jari telunjukku, mataku berkedip melirikmu. Ni Yul spontan menutup mulut. Terlambat! Aku tahu. Kau sudah mendengar potongan kalimat itu. Aku tersenyum, garukkan kepala.

Ni Yul, tangkupkan dua telapak tangan ke dada. Kuajukan jempol. Ni yul tertawa, saat jempol itu berubah jadi kepalan tinju.


lagi. Kuucapkan terima kasih. Pamit pada Ni yul. Kutarik pelan tanganmu. Tak lagi bertanya, kau kuajak ke kantin.


"Mas belum ngopi!"

"Ni Yul tadi bilang..."

"Nanti di kantin. Mas jawab!"

Kau terdiam. Ikuti langkahku. Setengah sebelas, kantin masih sepi. Sudut biru, tak lagi tempat favorit dengan pemandangan ke laut lepas. Sudah tertutup ilalang. Kupilih duduk menghadap pintu masuk. Kau sudah duduk di sebelahku.


"Mas..."

"Nik pesan apa?"

"Nik ingin dengar..."

"Sabar!"

Kuacak kepalamu. Ada kerut di dahimu. Kuabaikan. Aku berdiri. Segera menuju meja kasir. Kuraih daftar menu dan nota pesanan. Aku tahu, mesti bersiap hadapi tanyamu untuk penuhi ingin tahumu. Tapi saat itu, aku butuh segelas kopi hangat. Untuk lepaskan penat.

#Nik

#GetMarried #PowerofLove #BecauseofYou #SayLovewithLetter #LoveJustaintEnough #BorntoFight #ThereisaWay

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun