Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

NIK | "Speak Your Mind" [11]

10 Juni 2019   08:13 Diperbarui: 10 Juni 2019   08:18 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Pagi itu senin, masih setengah sembilan! Aku bergegas seberangi jalan. Masuki gang Masjid. Melangkah cepat menuju rumah kost.


Aku terkejut melihatmu. Kau sedang bicara dengan ibu kostku. Kuucap salam. Ibu kost serahkan kunci. Kubuka pintu. Kau tersenyum. Ibu kost tertawa.

"Kemana? Nunik hampir nangis!"

"Haha..."

"Sudah tiga hari, kan?"


Kutunjuk tas di bahu. Ibu kost anggukkan kepala mengerti. Dan segera pamit ke pasar. Kau kuajak masuk. Kuminta duduk di kursi rotan ruang tamu. Kutaruh tas di kursi. Aku duduk di hadapmu.

"Udah lama?"

"Sejak sabtu, Mas gak pulang?"

"Eh? Ditanya malah balik nanya?"

"Baju gak tukar! Kenapa?"

"Tanggung! Mas rapikan skripsi!"

"Belum selesai?"

"Sudah!"

"Kenapa gak kasih tahu Nunik?"

"Mas lupa buat abstrak!"

"Kan Nunik bisa..."

"Cuma selembar! Hari ini tinggal serahkan dan ajukan ujian!"


Tak lagi ada suaramu. Kau menatapku. Kukeluarkan satu draft skripsiku dari tas. Kuajukan padamu. Kau raih skripsiku. Aku berdiri sambil tersenyum. Kuusap pelan kepalamu.

"Baca ini, ya?"

"Hah?"

"Mas mandi dulu!"


Tak lagi menunggu, kau kutinggal. Aku lenyap dari ruang tamu. Sejak pulang dari rumahmu. Sabtu malam hingga minggu malam. Waktuku habis di rental Maknen. Bolak balik ke rumah pembimbing, lakukan revisi akhir skripsi. Kembali meminta tanda tangan pembimbing. Ke tempat fotocopy, perbanyak dan jilid skripsi. Jam sepuluh malam semua selesai.

Agak lama,  kau kutemui. Enam jilid skripsiku terhampar di meja. Aku tertawa menatapmu. Kembali kau masukkan semua skripsiku ke dalam tas. Aku duduk di hadapmu. Kau menatapku.


"Rapi, Mas?"

"Iyalah! Biar Nik gak ngomel!"

"Bukan Mas! Tapi Jilid skripsi!"

Oh! Tempat fotocopy dekat rental Maknen!"


Kau tertawa aku juga. Setahun terakhir, selalu hadir omelanmu tentang cara berpakaianku. Tapi kau juga tahu. Protesmu akan berlalu. Kau terikat perjanjian di awal kebersamaan. Itu masih berlaku. Tak perlu atur cara pakaianku dan kebiasanku merokok. Seperti pagi itu, kau geleng kepala. Melihat pakaianku. Aku tersenyum menatapmu.

"Kenapa?"

"Pakai baju kaos?"

"Kan, berkerah?"

"Celana?"

"Gak usah bahas! Yang penting Mas pakai!"


Kau tertawa. Kukenakan sepatu. Menyandang tas dan berdiri. Kau mengerti. Waktunya pergi ke kampus. Kau juga aku beranjak keluar rumah. Kukunci pintu. Kuminta kau menunggu. Aku ke rumah ibu kost menitip kunci. Tak lama, kau kutemui. Aku masih berdir tak bergerak di sampingmu. Matamu menyelidik memandangku.

"Ada apa?"

"Mas lupa pesan!"

"Hah!"

"Nunik jangan berpakaian seperti ini!"

"Eh? Kenapa?"

"Nanti malah dianggap beauty and the beast!"

"Iiih..."


Aku bergerak cepat. Bakal tahu reaksimu. Jarimu tergantung di udara. Bergegas kau jejeri langkah pelanku. Aku tertawa, sekilas melirikmu. Kau bejalan di sisi kiriku. Tertunduk. Wajahmu memerah.

"Nik..."

"Apa?"

"Lain kali, Mas pinjam jilbab!"

"Untuk?"

"Biar sesekali dianggap beauty!"

"Mamaaas..."


Teriakanmu tertahan. Matamu sibuk melirik. Kau tahu. Banyak wajah menoleh padamu. Segera kau tekuk wajahmu lebih dalam. Kunikmati reaksimu pagi itu. Dengan tawa.

#Nik

#GetMarried #PowerofLove #BecauseofYou #SayLovewithLetter #LoveJustaintEnough #BorntoFight #ThereisaWay

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun