Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

NIK | "Speak Your Mind" [9]

6 Juni 2019   07:15 Diperbarui: 6 Juni 2019   07:15 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by. pixabay.com

Aku tahu resahmu jika kuungkit skripsimu. Dua kali rombak total. Salah satunya, akibat transisi birokrasi di kampusmu. Saat beralih dari IKIP Padang, menjadi UNP. Tak kubiarkan kau patah arang. Bagiku, melangkah bersamamu, tak harus dengan langkah yang sama.

Dua bulan terakhir. Kau lakukan praktek industri sekaligus praktek mengajar. Selain mengulik skripsi, kau mesti selesaikan jahitan. Dan kau jalani itu tanpaku. Saat kau tahu kuikuti maumu. Segera selesaikan skripsiku.


Tak ada suara. Beranda rumah kostmu sesaat senyap. Kau dan aku memilih diam. Hanya mata saling sapa. Sibuk berbenah asa dan rasa.

"Sudah Ujian Skripsi. Mas pulang ke Curup?"

"Gak!"

"Kan, wisuda oktober ?"

"Belum mikirin itu!"


Kau kenal nada itu. Segera diam dan sandarkan tubuhmu ke bangku. Aku tahu arah tanyamu. Tak kubiarkan kau berfikir sejauh itu.


"Dengarkan Mas! Nik tahu. bagaimana cara Mas, selesaikan kuliah. Karena itu syarat. Agar bisa memiliki Nunik,kan?

"Mas! Nik..."

"Mas sudah bilang dari awal. Nunik juga tahu dan mau. Jika hubungan ini, bukan sekedar..."


Tak kulanjutkan kalimatku. Kau tundukkan kepala. Tak lagi menatapku. Tapi aku tahu, kau mendengarkan. Aku mesti memilih kata. Agar tak lagi ada tangismu.

"Mas juga tahu. syarat itu, bukan cuma selesai kuliah, kan?"

"Tapi maksud Nunik..."

"Mas mesti cari kerja. Bisa saja. Lebih pahit dari selesaikan kuliah untuk wujudkan itu.

"Mas..."

"Tapi harus diselesaikan satu-satu. Pernah Mas bilang, kan?"


Perlahan, kau angkat wajahmu menatapku. Kau anggukkan kepala. Aku tersenyum. Kuusap pelan kepalamu. Tak ada lagi reaksimu. Tanpa suara kau memilih diam.

"Nik tahu keinginan Mas? Kalau bisa, sama-sama selesai. Jika pun tidak, salah satu mesti selesai. Mas akan bantu dan tunggu. Masih ada waktu!"


Itu harus kuujarkan. Aku tahu khawatirmu. Bertahun hubungan tak menjamin kebersamaan. Berkali contoh kau ajukan. Kuabaikan. Karena aku ingin kau percaya. Satu cinta tak hanya ada dalam dongeng.


Kubiarkan kau cerna kalimatku. Tangan kananmu, merengkuh erat lengan kiriku. Kau menatapku.


"Maafkan Nunik, Mas!"

"Lah? Kenapa?"

"Karena Nunik, Mas...."


Aku tertawa. Kau hentikan kalimatmu. Wajahmu kau ajukan ke arahku. Duet jarimu beraksi otomatis. Berasa perih di lenganku.


"Masih banyak, Nik?"

"Eh?"

"Maaf Nunik! Seperti makan obat! Sehari tiga kali!"

"Iiih..."

Itu reaksi tak biasa darimu. Kau tertawa, entah sebab apa. Aku pun tertawa. Usai lalui titian beningmu.

#Nik

#GetMarried #PowerofLove #BecauseofYou #SayLovewithLetter #LoveJustaintEnough #BorntoFight #ThereisaWay

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun