"Tapi. Mas jadi tahu!"
"Apa?"
"Nik siap jadi menantu!"
"Iiih..."
Aku tertawa. Terburu berdiri. Jari tanganmu gagal temui sasaran. Aku beranjak pergi ke meja kasir menemui ibu pemilik bofet. Mengambil titipan di kulkas. Kau mengerti, saatnya untuk pergi.
Kau sudahmenyusul di sisiku. Bertukar salam dan ucapkan terima kasih. Ada tambahan kantong plastik kecil, diserahkan padamu. Aku menatap ibu pemilik bofet. Pemilik bofet tersenyum.
"Itu untuk dijalan!"
"Makasih, Bu!"
"Jangan lupa undang Ibu, ya?"
"Do'akan, Bu!"
"Tadi kan, sudah?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!