Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Trofalaksis" Pendidikan Indonesia

4 Mei 2019   13:43 Diperbarui: 4 Mei 2019   15:09 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
screenshoot fb. Eko Kuswanto

Foto diatas adalah status facebook teman, sekarang mengabdi di UIN Raden Intan Lampung, juga founder lembaga survey Rakata Institut di Lampung. Benakku "tersendat" dengan kata "Trofalaksis". Karena beliau doktor biologi lulusan ITB aku jadi ingin tahu dan mengulik kata itu.

Menurut Wikipedia, Trofalaksis adalah transfer makanan atau cairan lain oleh anggota komunitas hewan dengan cara mulut-ke-mulut (stomodeal) atau anus-ke-mulut (proktodeal). Trofalaksis banyak ditemui dalam spesies serangga sosial seperti semut, rayap, tawon dan lebah. 

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh entomolog atau ahli serangga bernama William Morton Wheeler pada tahun 1918. Perilaku ini digunakan untuk mendukung teori mengenai asal usul sosialitas dalam spesies serangga.

Terlepas dari keterbatasan kehidupan komunal serangga, namun penggunaan Istilah Trofalaksis ini, menjadi menarik jika dikaitkan dengan dunia pendidikan. Berpijak dari status facebook itu, Konsep tranfer masih dipertahankan sebagai makhluk sosial, Medianya mulut. Namun kontennya tak lagi makanan untuk penunjang kehidupan. Tapi "diubah" menjadi hal-hal baik dalam konteks pendidikan yang kumaknai sebagai pengetahuan!

wikipedia.org
wikipedia.org

Dominasi Pendidikan di Indonesia Seperti Istilah Trofalaksis? 

Hasil tinjauan melalui mesin pencari juga pandangan mata. Ada puluhan metode belajar yang ditawarkan para ahli. Aku ambil lima Metode Belajar populer yang umumnya digunakan di dunia pendidikan.

  • Metode Ceramah, ini metode satu arah yang jamak digunakan. Konsep tutorial ini bisa dikembangkan lagi, biasanya dinamakan Metode ceramah plus, digabungkan dengan tanya jawab, diskusi dan tugas atau demontrasi dan latihan.
  • Metode Diskusi, ini metode banyak arah dan interaktif. Kukira, metode ini kurang efektif jika digunakan di sekolah tingkat dasar.
  • Metode Demonstrasi, Metode ini memiliki keunggulan dalam alat peraga, biasanya menghadirkan antusias anak didik.  
  • Metode Resitasi adalah meresume materi pelajaran dari buku pelajaran atau buku paket.
  • Metode Eksperimen/Ekspolarasi ini, umumnya pemanfaatan outdoor. Bisa luar kelas atau luar sekolah. Biasanya diubah dengan judul darmawisata, studytour dan lain-lain.

Jika berkaca kepada sumber daya manusia juga sarana dan prasarana. Dunia pendidikan di kota-kota besar, Bisa jadi kelima metode itu telah terlaksana. Tapi tak bisa menganggap semua warga sekolah di Indonesia melakukan itu, kan?

Tak bermaksud meremehkan kapasitas dan kualitas pendidik di daerah. Terkadang pendidik dituntut melakukan inovasi dan kreatifitas. Agar materi ajar terserap anak didik.  Tapi dengan segala keterbatasan, Akhirnya, metode ceramah (yang kumaknai trofalaksis) menjadi jalur dominan biar pendidikan tetap berjalan, kan?

Ada banyak artikel yang kubaca di Kompasiana, berujar tentang "Tuntutan Tahunan" serta tentang fakta dan realita dunia pendidikan. Akan banyak telunjuk untuk lempar beban dan tanggung jawab. Berujung dengan jawaban, itu tanggung jawab bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun