Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama FEATURED

Awasi Virus "Toxic Relationship" Ketika Sedang Menjalin Hubungan

23 April 2019   15:09 Diperbarui: 18 November 2020   19:25 5075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi hubungan yang tidak sehat. (pexels.com/Tan Danh)

"Saat suatu hubungan berakhir, bukan berarti dua orang berhenti saling mencintai. Mereka hanya berhenti saling menyakiti."  [RA. Kartini]

"Dulu aku begitu mengaguminya. Mencintai dengan sepenuh hati. Kujaga kepercayaan dengan segala pengorbanan. Namun, akhir-akhir ini, dia susah dihubungi. Selalu banyak alasan jika ditanyai. Akhirnya kusadari, jika dia mengkhianati. Aku benci melihatnya. Lebih baik hubungan ini berakhir. Kalau saja mampu. Akan kuhapus dia beserta kenangan itu dari dunia!"

Anggaplah ini monolog dalam satu sinetron. Ahaay! Kucoba berandai menjadi truk sampah dari keluh kesah seorang teman. Kudapati tiga pertanyaan hasil memijah monolog diatas. 

Pertama; Jika saling mencintai, mengapa hubungan itu menyakitkan dan harus diakhiri? Kedua; jika kemudian  menyakiti, mengapa acapkali melupakan alasan mencintai? Ketiga; ketika hubungan harus berakhir, mengapa semua itu diawali?

Kukira, akan hadirkan banyak jawaban, penjelasan juga alasan yang diajukan. Terus sibuk menyigi satu-persatunya. Dan bakal bermuara pada teori kausalitas (sebab-akibat), kan?

RA. Kartini juga memberikan quote solusi yang sama. Bisa jadi, dari tiga pertanyaan dengan kata tanya "mengapa" itu. Ternyata, saat menjalin dan menjalankan hubungan, secara tak sadar kita terjebak dan terserang virus toxic relationship!

Illustrated by. pixabay.com
Illustrated by. pixabay.com
Pengertian harfiah dari Toxic relationship, adalah jalinan hubungan yang beracun. Serem, ya? Bagaimana jika disepakati saja dengan sebutan sebagai "hubungan yang tidak sehat"? Sepakat, ya?

Sebagai makhluk sosial yang bermakna butuh orang lain. Akan ada satu kondisi seseorang membutuhkan orang lain. Meminta bantuan atau berinteraksi dengan orang lain yang dibingkai dalam hubungan antarpersonal itu bisa saja dalam keluarga, pertemanan, pasangan atau kolega kerja.

Idealnya, dalam menjalin hubungan tentu berharap pada kata "saling" yang bisa bermakna "take and give". Kemudian dianggap sebagai hubungan yang sehat. 

Banyak literatur yang menyatakan, ciri-ciri hubungan sehat itu, penuh rasa kasih sayang, adanya rasa aman, kebebasan dalam berpikir, saling pedulii, serta menghormati perbedaan pendapat. Faktanya, tidak semua hubungan itu merupakan hubungan yang sehat, kan? Lah, kok bisa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun