Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bukan Puisi | Rindu di Ujung Jari

22 Januari 2019   08:58 Diperbarui: 22 Januari 2019   09:09 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gdubrak! 

dua lesatan suara hadir di telinga. arah yang sama, asal nada berbeda. dari pintu dan jejak langkah sepatumu. aku menunggu hadirmu yang tergesa melangkah ke hadapku. dari sudut matamu hadir beningmu. 

"Sepagi ini harus ada tangismu?"

tak kutanya pun tak lagi bersuara. tetiba kau rengkuh leherku. menyimpan kepalamu di bahuku. isak tangismu mewarnai ruang tamu. dalam diam, kusambut dan kubiarkan kau hempas gundahmu. 

"Maafkanlah! Waktuku berkurang untukmu!"

kubisikkan kalimat itu di hatiku. kuusap kepalamu, menikmati lembut helai rambutmu. rasa bersalah menguasai benakku. satu minggu berlalu,  bersisa sedikit waktu untukmu. 

"Aku pun merindukanmu..."

kembali kusimpan kalimat itu. erat kupeluk tubuhmu. kukira kau pun tahu. tak perlu bicara juga kata-kata saat itu. terasa basah di bahu kananku.

"Nanti terlambat! Sudahi tangismu..."

pelan kutitipkan kata di telingamu. segera kau lepas pelukanmu. dua tanganku mendekap kedua pipimu. tersenyum, kutatap manik matamu. kau berpaling, wajahmu menatap ujung sepatumu. 

"Sudah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun