Sesungguhnya, aku hanya penikmat kopi. Nyaris setiap hari. Aku duduk di kedai kopi. Seratus limapuluh meter jauhnya dari rumahku. Pagi atau malam hari. Bagiku, ritual itu tak sekedar menikmati segelas kopi. tapi ajang interaksi dan berbagi informasi. Tak heran, jika adu cerita, tawa, ide atau adu urat suara acapkali penuhi ruang udara kedai kopi.Â
Tidak malam ini. Kedai kopi, sunyi dari dari kebisingan itu. Bukan bersebab sepi atau sehabis hujan. Tapi jamaah kedai kopi sudah berbagi formasi. Ada yang bermain catur sebagian bermain domino. Aku? Gegara telat, kebagian sebagai penonton sambil menikmati gelas kopiku.Â
Gegara baca kisah "Peristiwa Pembunuhan di Rue Morgue" mulai dari halaman 204. yang diawali dengan membahas tentang Catur walau hanya tiga halaman. Kisah itu ada dalam buku Berjudul "The Black Cat and Other Stories", Buku terjemahan karya Edgar Allan Poe. Aku jadi lebih menyimak permainan Catur dan Domino.
catur dimainkan dalam enampuluh empat kotak dwiwarna juga bidak dwiwarna. Umumya hitam putih. Setiap pemain menguasai enam belas kotak. terbagi dalam lima jenis : Delapan Bidak, enam Perwira (dua benteng, dua dua kuda dan sepasang peluncur) mengawal satu Perdana Menteri dan satu Raja. yang mampu menjatuhkan Raja, keluar sebagai pemenang.Â
Setiap buah catur, miliki langkah yang beragam. hingga masuk kategori rumit bin sulit! Karena itu, jamak digolongkan. pecatur ulung memiliki angka kecerdasan diatas rata-rata. Nah! Mr. Poe malah menyatakan, gegara permainan yang catur yang rumit dan sulit. Dibutuhkan konsentrasi penuh. Jika konsentrasi melemah. Berpeluang besar lakukan kesalahan yang berujung kekalahan. Kecerdasan Pecatur tak lagi menjadi bagian terpenting. Dahsyatnya, Mr. Poe menulis. Sembilan dari sepuluh kasus, pemenangnya adalah pemain yang lebih berkonsentrasi daripada yang lebih cerdas!Â
Berbeda dengan domino. Dengan jumlah duapuluh delapan batu. Dimainkan empat orang, masing-masing memegang tujuh batu. Dengan kondisi batu tertutup (jika catur terpampang di papan, kan?). Memiliki duapuluh satu kemungkinan untuk habiskan batu ditangan. juga aturan permainan tak serumit catur yang butuh konsentrasi penuh.Â
Dalam bermain domino. tak hanya memperhitungkan batu yang sudah tersusun di meja permainan. Tapi juga menganalisis kemungkinan batu yang akan atau belum keluar, serta siapa yang memiliki batu itu!Â
Terkadang, pemain domino tak hanya melihat batu miliknya atau terpampang di meja. Namun juga  ekspresi,  gerak-gerik, tipuan atau jebakan dari lawan dan kawan diperhatikan. Sejak awal permainan, informasi itu dikumpulkan dan diingat sepanjang permainan. Sehingga saat batu bersisa sedikit. Pemain bisa menyimpulkan bahkan menebak  batu yang dimiliki lemain lain. Walaupun batu belum terpampang atau terbuka. Untuk memenangkan permainan. Tahapan ini jamak dilakukan oleh seorang Analis.Â
aku mulai mengerti maksud tulisan Mr. Poe. Bahwa "Seorang Analis pasti cerdas. Tapi orang yang cerdas, belum tentu mampu menganalisis".
Aku tidak sedang menyatakan pecatur cerdas tapi tak pandai menganalisis. Atau pemain domino seorang analis dan pasti cerdas.
Aku hanya menyukai berbeda cara pada dua permainan itu. Â Baik saat mengambil keputusan atau cara memenangkan permainan. kukira aku mulai suka Mr. Poe. Tapi baru baca satu buku. Itupun pinjaman dan belum selesai. Â Ha...Ha...Â