Pada masa penulis menjadi mahasiswa dan aktif di BEM Fakultas. Gedung kampus  memang identik dengan aktifitas makhluk astral yang iseng jika kita pukul 23.00 masih melakukan kegiatan dikampus, walaupun namanya anak BEM punya kegiatan eaok hari dan harus mempersiapkan dengan bergadang.
Biasanya kegiatan malam dikampus, ada saja kegiatan diluar nalar terjadi. Penulis sudah terbiasa jika ada yang aneh dikampus. Terkadang ada kegiatan diruang kantor ada suara printer, seakan-akan ada yg bekerja, Padahal ruangan sudah kosong dan lampu ruangan sudah mati pula.
Bagi mahasiswa yang biasa menginap, hal tersebut merupakan hiburan, biasanya teman2 mahasiswa memberikan ocehan atau celetukan candaan "bang, maluu yaa kerja bareng2, orang pada mau tidur, abang baru mulai kerja". Biasanya setelah di kasih ocehan seperti itu, suara tersebut akan berhenti dan tidak ada lagi.
Ke esokannya, teman-temen BEM Fakultas sdh siap dengan kegiatan yang akan dilakukan untuk acara dipuncak, saat itu tepatnya diwilayah Cidahu -Sukabumi.
Penulis sudah terbiasa dengan makhluk astral. Pada saat baru sampai lokasi acara, ada rapat khusus bahwa kita sedang dikampung orang yang tidak tahu keadaan dan tidak familiar situasi dan kondisinya, mohon kiranya dijaga sopan santun dalam berperilaku dan bersuara.
Setelah rapat, panitia membereskan acara selanjutnya sesuai jadwal yang telah disepakati, waktu terus berlari tiba saatnya azan maghrib siap-siap sholat maghrib berjama'ah setelah itu dilanjutkan makan malam, setelah makan malam lanjut lagi materi kedisiplinan disampaikan oleh dosen.
Pada saat penyampaian materi, ada panitia putri yang sakit dan tidur dikamar lantai 3 hanya seorang diri. Baru beberapa menit dosen menjelaskan materi, tiba-tiba ada teriakan minta tolong (cerita dari pj acara) bersumber dari lantai 3.
Cari tahu ada apa? Teriak beberapa panitia yang bertugas seksi keamanan malam, saat itu pukul 02.00 dini hari. saya sudah terlelap tidur, ntah siapa yang membangunkan, "bangun pak.. banguun.. dipanggil sama pak ketua" itulah yang terdengar oleh saya, "ada apa" lanjut saya bertanya, "ada yang perlu pertolongan di lantai tiga" jawab si mahasiswa.
Segera saya bangun tanpa cuci muka, karena sifatnya darurat. Saya langsung berlari menuju ke ruang lantai tiga.
Sesampainya dilantai tiga, seorang mahasiswi yang mengerang kesakitan mengucapkan "dingiiin, dingiiin, dingiiin". Segeralah saya menggunakan rasa dan cipta untuk melakukan komunikasi tanpa harus marah dengan si makhluk astral dilokasi villa lantai tiga.
