Mohon tunggu...
Zaky Zamani
Zaky Zamani Mohon Tunggu... Guru - Konseling Terapi Mind Art

Guru, Motivator, Penulis Pemula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Anak Istimewa

13 Maret 2022   15:00 Diperbarui: 13 Maret 2022   15:01 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anak ini laki-laki usianya baru 15 tahun, masih sekolah di SMP tidak banyak bicara dalam pergaulan di lingkungan sekolah, dia lebih percaya dirinya saat diperhatikan dari temannya dilingkungan sekitar rumah.

Anak istimewa ini biasa dipanggil "pupu", dia ini ada keistimewaan dalam hal mempelajari teori saat guru memberikan penjelasan tentang topik yg akan dibahas, ketidak-pahaman dalam penerimaan materi pelajaran.

Siswa Istimewa, pupu.
Sulit memahami penjelasan dari guru,
Sulit melakukan curhat ke teman-teman karena dia merasa malu,
Sulit mencari teman disekolah, karena merasa dirinya ada kekurangan dan teman-teman tidak mau menyapanya.

Pupu, itulah nama kawakan yang tercatat dalam pergaulan pada anak-anak seusianya. Memang pupu tidak istimewa secara teori, namun pupu bisa menunjukkan kebolehannya bermain Ondel-ondel atau memainkan satu alat musik yang mengiringi Ondel-ondel.

Walau pupu sering diledek, namun dia tetap yakin dengan pribadinya akan menjadi orang yang bisa melakukan hal terbaik karena memiliki keahlian praktek alat musik dan pupu merasakan perasaan kasih sayang dari orang lain diantara teman-teman disekitar rumah nya.

Pupu, siswa Istimewa yang memiliki rasa percaya diri melanjutkan perjalanan menuju mimpi menjadi seniman.
Kita sebagai manusia diciptakan memiliki kesempurnaan otak kiri dan otak kanan berfungsi dengan baik, lakukan kegiatan terbaik. Janganlah berputus asah jika belum mampu melakukan sesuatu yang terbaik. Karena diluar sana ada siswa istimewa yang bersyukur atas penciptaan nya.

Salam Literasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun