Mohon tunggu...
Zakiyatun Nisa
Zakiyatun Nisa Mohon Tunggu... Konsultan - Alumni Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Kepercayaan dan Pembuktian Harus Sejalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ada Kisah Apa Sih di Dalam Pengadilan Agama?

30 November 2022   23:32 Diperbarui: 30 November 2022   23:36 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Cerita ini bukan menceritakan tentang sistem administrasi yang ada didalam Pengadilan Agama. BIG NO. Akan tetapi menceritakan tentang dua buah kisah yang ada didalam tempat tersebut.

Apalagi kalau bukan tentang perkara perceraian?

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa perceraian adalah melepaskan status ikatan perkawinan atau putusnya hubungan pernikahan antara suami dan istri. Dengan adanya perceraian, maka gugurlah hak dan kewajiban keduanya sebagai suami dan istri.

Perlu diketahui dari kedua kisah ini semata-mata dari sudut pandang pribadi tanpa menyinggung pihak manapun. Kisah ini dibagikan guna diambil pelajarannya sekaligus sebagai modal kehidupan kedepannya apabila kita berkeinginan untuk menikah.

 Kisah 1

Setahun yang lalu aku sebagai mahasiswi PKL, mendapatkan tempat tepatnya di Pengadilan Agama. Hari itu kebetulan jadwal kegiatanku sedang kosong. Sehingga aku dan teman ku memutuskan untuk melihat acara sidang.

Salah satu perkara pada acara sidang tersebut adalah cerai Gugat. Yang dimana salah satu pasangan, yaitu istri menggugat cerai suaminya. Alasan istri tersebut menggugat cerai adalah perkara selingkuh dan suaminya tidak ingin bekerja atau mencari nafkah.

Sungguh miris sikap suami tersebut. Lalai terhadap hak dan kewajibannya sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga.

Sebenernya part yang paling sedih adalah ketika ketua Hakim menanyakan “Apakah ibu yakin ingin bercerai?”

“Ibu enggak kesian kah sama anaknya nanti? Kalau anaknya nanti pas di sekolah ditanya sama temannya, Bapak kamu dimana? Apa gak papa bu?”

Ibu tersebut tetap kekeh untuk menggugat cerai suaminya. Jujur. Waktu aku didalam ruang sidang dan dengar pernyataan dan pertanyaan dari ketua Hakim yang diajukan sama Ibu itu nangis sih. Nangis karena kepikiran gimana masa depan anaknya? Gimana dia harus menerima kenyataan dari masalah Ibu dan Bapaknya? Apa si anak sudah siap lahir dan batin untuk itu?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun