Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, per September 2021 jumlah penduduk miskin di Indonesia sebesar 26,50 juta orang atau 9,71 persen. Tentu saja, hal ini bukan merupakan hal yang baik, mengingat jumlah tersebut merupakan jumlah yang tidak sedikit. Selain itu, adanya puluhan juta masyarakat Indonesia yang berada dalam kemiskinan juga merupakan pertanda bahwa Indonesia masih akrab dengan yang namanya kemiskinan.
Â
Namun, masalah tersebut bukan berarti tidak ada solusinya. Islam sebagai rahmatan lil 'alamin atau rahmat bagi semesta alam menawarkan solusi untuk mengatasi kemiskinan melalui instrumen sosial Islam yaitu ZISWAF (zakat, infak, sedekah, dan wakaf). ZISWAF pada dasarnya bukan hanya sebagai ajang pembagian beras, pemberian uang, dan sebagainya saja, tetapi jauh melebihi itu.
ZISWAF memiliki peran sebagai media pengentasan kemiskinan, karena ZISWAF dapat meratakan pendapatan antara yang kaya dengan yang miskin, agar yang kaya tidak hanya menjadi semakin kaya dan yang miskin menjadi semakin miskin. Bahkan, ZISWAF memiliki potensi yang luar biasa hebatnya.
Menurut Noor Ahmad selaku Ketua BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional), potensi dana ZISWAF di Indonesia mencapai Rp500 triliun. Noor Ahmad merincikan, "Sebanyak Rp 327 triliun zakat, Rp 187 triliun wakaf kita, sehingga potensinya Rp 500 triliun lebih," yang diucapkannya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Senin (3/5/2021).
Potensi yang luar biasa ini tentu saja membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Termasuk di dalamnya adalah kesadaran dari masyarakat umum selaku donatur dalam ZISWAF yang sekarang didukung dengan kemudahan pembayaran melalui online. Selain itu, dukungan pemerintah dalam optimalisasi pengelolaannya juga berperan penting. Maka dari itu, mari bersama-sama mengentaskan kemiskinan dengan rutin membayar zakat, berinfak dan bersedekah, serta berwakaf.
