Mohon tunggu...
Zakiah Dzulummah
Zakiah Dzulummah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa ENFP

Pecinta Alam dan Suka Menonton Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kegiatan Positif di Masa Pandemi Covid-19

30 Desember 2020   22:15 Diperbarui: 30 Desember 2020   22:29 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini, seluruh dunia tengah diuji dengan musibah pandemi covid-19. COVID-19 (Coronavirus Disease) adalah penyakit akibat suatu coronavirus baru yang sebelumnya tidak teridentifikasi pada manusia. Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang ditemukan pada hewan dan manusia. Datangnya wabah covid-19 ini menyebabkan banyaknya hambatan dalam beraktivitas karena kita diwajibkan untuk menjaga jarak dan diharuskan untuk beraktivitas di rumah saja. Bahkan, kegiatan belajar dan mengajar di sekolah pun dilaksanakan secara daring. Tentunya, pelaksanaan pembelajaran daring ini menimbulkan dampak positif maupun negatif.

Namun, terlihat secara kontras bahwa dampak negatif dari pembelajaran daring cukup berpengaruh pada karakter anak. Anak menjadi lebih mudah bosan saat pembelajaran daring yang cukup monoton. Bahkan, tak sedikit dari siswa yang belajar secara daring, kurang memahami materi yang disampaikan oleh gurunya. Karena tidak paham akan mata pelajarannya, mereka cenderung bermalas-malasan selama pembelajaran. Anak lebih memilih untuk bermain gadget daripada belajar. Saat mereka terlalu sering terpaku pada gadget dan layar terlalu lama dapat berpengaruh pada kesehatan mata dan bahkan kesehatan jiwa dan emosional anak. Banyak anak yang sampai kecanduan bermain gadget, hingga membahayakan kesehtan tubuhnya.

Dilansir dari Indian Times, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ashok Gupta dari Departemen Pediatri RS JK Lone Jaipur, akibat terlalu sering menggunakan gadget sebanyak 65,2 persen siswa melaporkan masalah fisik; 23,40 persen mengalami kenaikan berat badan; 26,90 persen menderita sakit kepala / mudah marah dan 22,40 persen melaporkan sakit mata dan gatal-gatal. Sebanyak 70,70 persen siswa dengan intensitas memainkan gawai selama penguncian mengalami masalah perilaku dan 23,90 persen sisanya melewatkan rutinitas harian mereka. Masalah perilaku yang terjadi yaitu 20,90 persen menjadi ceroboh; 36,80 persen menjadi keras kepala dan 17,40 persen melaporkan rentang perhatian anak semakin berkurang.

Oleh karena itu, sebagai keluarga yang merupakan lingkungan awal seorang anak melakukan interaksi, mengalami tumbuh kembang secara fisik dan emosinya, hendaklah kita mencegah hal tersebut terjadi di keluarga kita. Baik itu untuk kakak, adik, saudara, dan siapapun yang ada di lingkungan keluarga kita. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut terjadi yaitu dengan membiasakan kegiatan positif di untuk lingkungan keluarga kita, diantaranya adalah sebagai berikut

  • Perbanyak membaca buku pengetahuan
  • Mengikuti seminar online
  • Berolahraga bersama
  • Menekuni hobi yang positif
  • Membuat rencana kegiatan rutin untuk keluarga
  • Perbanyak bercengkrama dengan anak

Adapun hal-hal yang dapat dilakukan orang tua sebagai penanggulangan dari dampak sistem pembelajaran daring diantaranya adalah sebagai berikut

  • Membuat rencana target belajar anak
  • Menjalankan kebiasaan yang sama dan ajarkan tanggung jawab
  • Memberikan pujian sebagai penguatan perilaku untuk anak
  • Memberikan Dukungan
  • Sabar
  • Menjadi panutan positif

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun