Mohon tunggu...
Zakhfi
Zakhfi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Sedikit meninggal jejak dibeberapa kisah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perlukah Ujian Sekolah

18 September 2022   12:34 Diperbarui: 19 September 2022   12:42 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara ideologis, mekanisme ujian sekolah berhasil membuat ilusi kultural-struktural dalam kesadaran manusia.

Hal ini dapat kita yakinkan adanya tuntutan bagi para murid untuk mengejar nilai yang tinggi, dalam hal ini adanya kecenderungan untuk murid melakukan hal yang tidak jujur, seperti hal menyontek, dikarenakan adanya tuntutan nilai tinggi yang dilakukan sekolah dan membuat pola pikir murid untuk melakukan berbagai cara walaupun dengan cara yang salah untuk nilai tinggi, dan adanya kecenderungan dimana orang yang nilainya tinggi itu adalah suatu kebanggaan untuk sekolah hal tersebut membuat timbulnya suatu sifat tidak jujur seorang murid yang dimana notabene sekolah itu adalah media untuk mengajarkan sifat kejujuran.

Struktur hierarkis yang ditimbulkan dapat dilihat dari munculnya stigma antara "murid pandai" Dan "murid bodoh" Stigma ini berhasil membuat adanya perbedaan perilaku sosial, stigma tersebut berhasil mengklasifikasikan dimana timbulnya kecenderungan untuk adanya perbedaan sosial dalam struktur masyarakat dan adanya dinamika sosial sosial dimana orang yang pandai mendapatkan struktur yang jelas dalam masyarakat dan begitu juga sebaliknya orang yang bodoh dianggap belenggu atau sampahnya masyarakat dan seolah-olah menjadi beban negara di masa mendatang.

 Ujian sekolah menimbulkan dampak sosial yang sangat besar, bukan hanya sekedar adanya klasifikasi hierarkis dalam struktur masyarakat, ujian sekolah juga cendrung menimbulkan permasalahan kompetitif antara manusia yang dimana hilangnya rasa humanisme yang sesungguhnya, permasalahan ini dapat ditemui dalam fenomena anti kerja sama dalam ujian sekolah, hal ini membuat kecenderungan murid untuk bersikap individualis, walaupun sekolah mengatakan kerja sama itu perlu, tetapi buka  di saat ujian sekolah, mungkin secara Pedagogis sekolah itu mengajarkan murid untuk bersikap individualis.

 Ujian sekolah bukanlah pengetahuan mutlak melainkan pengetahuan yang dimana dapat kita perdebatan namun di mutlakan, yang dimana jika kita mengikuti prinsip kebenaran dari filsafat popperian itu adalah sebuah pelanggaran.

Namun dalam hal ini munculnya suatu hasrat  murid untuk meraih nilai tinggi dalam ujian sekolah, walaupun itu adalah dengan cara yang salah, konsekuensinya adalah peralihan esensi ujian sekolah sebagai media pengujian pengetahuan siswa menjadi ajang narsisme budaya

 Dan dimana munculnya fantasi kebenaran yang telah menjadi "Pseudho-truth" Atau kebenaran semu problem ini bisa kita bedah dengan psikoanalisis lacanian, dengan suatu skema psikis bernama keganjilan, kita bisa melihat bagaimna kilas balik sekolah membangunkan fantasi yang mendorong adanya suatu pengaduan kebenaran absolut yang ganjil, keganjilan ini bisa dimaknai dengan "pseudho-truth" Yang dimana bisa kita tertawakan kebenaran hasil akhirnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun