Mohon tunggu...
Agnan Zakariya
Agnan Zakariya Mohon Tunggu... profesional -

Work involves play, elevating the everyday to a special status, and a hearty enthusiasm for nonsense and alogical thinking.\r\n\r\nThe last song at www.zakariyasoewardi.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Human Right, Antara Anda dan Serigala-serigala

14 Desember 2011   18:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:16 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="550" caption="Break The Law of Silence | www.fubiz.net"][/caption]

Sensitifitas tentang issue hak asasi manusia di muka bumi ini sangat tipis, karena pada dasarnya manusia sebagai bentuk hakiki yang sejak lahir sudah mempunyai hak untuk hidup. terstruktur dengan kesatuan opini dan keinginan yang melekat pada diri masing-masing dari mereka. keinginan adalah sumber dari segalanya, sumber dari segala sesuatu yang di dasari niat sehingga ada keinginan, selanjutnya tinggal usaha.

Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1 mengupas tentang HAM memang sepak terjangnya di negara dunia ketiga maupun negara maju sekalipun mempunyai catatan-catatan kelam pada para pejuangnya, meskipun mereka sendiri harus meregang nyawa atau mendapat penahanan karena dianggap telah memicu dampak kumulatif dari opini masyarakat keseluruhan yang hingga pada akhirnya dapat membuat chaos tatanan negara dan berbangsa, begitu sensitif tapi tidak perlu di tindak represif. salah satu tokoh yang tidak boleh dilupakan sebagai aktivis HAM di indonesia adalah Munir Said Talib, seorang pria keturunan Arab yang juga seorang aktivis HAM Indonesia. Jabatan terakhirnya adalah Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial. Saat menjabat Dewan Kontras namanya melambung sebagai seorang pejuang bagi orang-orang hilang yang diculik pada masa itu. Ketika itu dia membela para aktivis yang menjadi korban penculikan Tim Mawar dari Kopassus. Setelah Soeharto jatuh, penculikan itu menjadi alasan pencopotan Danjen Kopassus Prabowo Subianto dan diadilinya para anggota tim Mawar. Bagaimanapun, Munir adalah sosok kerempeng yang sempat menggoyahkan institusi tentara di era Orde Baru, ketika sejumlah aktivis hilang diculik. Munir “membebaskan” mereka. Dia dijuluki pahlawan orang hilang. Namun, pada akhirnya nyawanya sendiri yang hilang. Meninggalkan ujian sejarah yang pelik bagi negara dan bangsanya. sehingga gusarnya, masyarakat Indonesia harus menolak lupa untuk mengenangnya menghilangkan kecenderungan permisif akan kasus ini. guna mempelajari bagaimana HAM itu di tegakan dan ditata sebagaimana mestinya.

Kasus pembunuhan munir adalah kasus yang teramat penting dan tidak dapat diabaikan seperti kasus – kasus pembunuhan aktivis lainnya. Sudah terlalu banyak kasus pembunuhan masyarakat sipil yang tidak dibongkar kebenarannya. disinyalir kematiannya yang tidak biasa mengungkap ada sebuah drama busuk besar yang sedang berjalan ditingkat atas. Ini adalah pembunuhan yang menunjukkan akan tidak berartinya dan tidak dihargainya HAM di Indonesia. Ketika Munir dibunuh maka mereka juga telah membunuh kehormatan nilai – nilai HAM di Indonesia, dan mereka yang membunuh Munir adalah orang – orang yang tidak sudi HAM ditegakkan di Indonesia.

Human Right dan Dunia Internasional

Kasus HAM memang punya porsi tersendiri dan pengamatan yang serius, di dunia Internasional sendiri banyak terjadi pelanggaran - pelanggaran yang di langgar. kaitan HAM sangat dekat dengan dinamisasi politis dan kekuasaan, berkecamuk seperti Gondola yang terus berputar, sebagian orang mungkin akan beranggapan bahwa HAM itu harus di junjung tinggi setinggi - tingginya namun di sisi lain, jika saling berbenturan maka ini yang akan menimbulkan chaos. Jika anda seorang aktivis HAM maka anda harus berani kehilangan nyawa anda sendiri, resiko dari serbuan serigala - serigala sang Untouched.

Natalya Estemirova Khusainovna( Aktivis HAM Russia) Pemenang penghargaan Aktivis hak asasi manusia Russia serta sebagai anggota dewan dari organisasi hak asasi manusia Rusia, Memorial . Estemirova diculik oleh orang tak dikenal pada tanggal 15 Juli 2009 sekitar 08:30 dari rumahnya di Grozny , Chechnya , karena ia bekerja pada kasus-kasus yang "sangat sensitif" sebagai pelanggaran hak asasi manusia di Chechnya. Dua saksi melaporkan mereka melihat Estemirova sedang didorong ke dalam mobil berteriak bahwa dia sedang diculik. Jenazahnya ditemukan dengan luka peluru di kepala dan dada pada pukul 4:30 sore di hutan 100 meter (330 kaki) dari jalan federal "Kavkaz" dekat desa Gazi-Yurt , Ingushetia.

Estemirova terlibat dalam "pekerjaan yang sangat penting dan berbahaya", yaitu menyelidiki ratusan kasus dugaan penculikan, penyiksaan dan pembunuhan oleh pasukan pemerintah Rusia atau paramiliter di Chechnya. Diduga adanya keterlibatan dari Ramzan kadyrov sebagai otak pembunuhan terhadap Estemirova, untuk menutupi keterlibatan dia terhadap paramiliter di chechnya, tidak akan timbul asap jika tidak ada api. Ramzan Kadyrov adalah presiden Chechnya ketiga atas penunjukan langsung Vladmir Putin.

dan sampai saat ini kasusnya tidak jelas, Pemerintah chechnya walau sudah membentuk tim khusus untuk menginvestigasi siapa dalang di balik pembunuhan Estemirova tidak memprioritaskan untuk di buka ke ruang publik siapa di balik pembunuhnya. sama seperti kasus Munir, kasusnya hanya untuk di kenang dan terlupakan. Camp Yodok - Korea utara "Neraka di dunia" Camp konsentrasi yodok adalah sebuah kamp penjara politik di Korea Utara. Nama resminya adalah Koloni tenaga kerja pidana. Kamp digunakan untuk mengisolasi orang yang memusuhi rezim pemerintahan selama seumur hidup sebagai  masyarakat tahanan, mengeksploitasi mereka dengan kerja keras. Lokasi Kamp ini terletak di daerah Yodok, provinsi Hamgyong Selatan di Korea Utara.Ini membentang dekat daerah lembah sungai Ipsok, dikelilingi oleh pegunungan Paek-san (1.742 m atau 5.715 kaki di utara), Modo-san (1.833 m atau 6.014 kaki di barat laut), Tok-san (1.250 m atau 4.101 kaki di barat) dan Byeongpung-san (1.152 m atau 3.780 kaki di selatan). Camp Yodok memiliki dua bagian, "zona kendali total" bagi tahanan politik dalam tahanan seumur hidup dan "zona revolusioner" yang mirip dengan kamp pendidikan ulang. "zona kendali total" dengan koloni penjara tenaga kerja Pyongchang-ri dan Yongpyong-ri adalah untuk orang-orang yang pemerintah anggap telah melakukan kejahatan anti-rezim atau yang mencela stabilitas politik di korea utara. "Zona revolusioner" dengan pendidikan ulang Ipsok-ri kamp, ​​ri Kuup dan Daesuk-ri adalah untuk menghukum orang untuk kejahatan politik yang kurang serius (misalnya secara ilegal meninggalkan negara itu, mendengarkan siaran Korea Selatan atau komentar kritis pada kebijakan pemerintah). Para tahanan itu akhirnya dibebaskan setelah menjalani hukuman panjang. Pada 1990-an sekitar 30.000 tahanan berada di "zona kontrol total" lebih besar dan diperkirakan 16.500 tahanan berada di "zona revolusioner" yang lebih kecil, tetapi citra satelit terakhir menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam skala kamp. Kebanyakan tahanan dideportasi ke Yodok tanpa pengadilan atau setelah pengadilan sangat tidak adil atas dasar "pengakuan" yang diperoleh melalui penyiksaan. Seringkali orang yang dipenjara bersama dengan anggota keluarga dan kerabat dekat, termasuk anak-anak kecil dan orang tua. diperkirakan tempatnya tersembunyi di pegunungan sekitar 70 mil dari ibukota Pyongyang. salah satu mantan narapidana yang berhasi meloloskan diri yaitu Kang yang baru sembilan tahun ketika ia dan keluarganya dikirim ke sana untuk kejahatan politik. "Kami tidak memiliki makanan. Kami makan apa pun yang kita bisa dapatkan tangan kami seperti tikus, ular, katak, serangga" Ungkapnya. "Kami harus menemukan cara untuk bertahan hidup." 'Kamp pasti terlihat lebih besar. Sebagai contoh, bangunan baru untuk penjaga penjara tidak ada di sana sebelumnya. Saya hanya bisa berasumsi bahwa berarti ada tahanan lebih ditahan dan keamanan karena itu lebih diperlukan. " Kang menghabiskan 10 tahun di Yodok sebelum melarikan diri ke Cina pada tahun 1992 dan menulis tentang pengalamannya dalam buku The Akuarium Pyongyang. Kang diyakini sebagai tahanan pertama yang mengungkapkan kepada dunia tentang keberadaan Yodok. "Hal yang paling saya ingat tentang kamp adalah bagaimana penjaga penjara akan membunuh orang tanpa alasan. Saya menyaksikan banyak orang yang dieksekusi, "katanya. keberadaan mereka ditolak, hak-hak mereka dilanggar.

Amnesty International
Amnesty International

#50ANSAmnestyInternational please sign in your signature for Human Right marathondessignatures.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun