Mohon tunggu...
Zakaria
Zakaria Mohon Tunggu... Guru - Kemerdekaan berfikir tanpa batasan dogma

Menjaga kewarasan berfikir

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ingatkah Kita dengan Mereka?

29 April 2022   14:25 Diperbarui: 29 April 2022   14:34 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Tak terasa bulan ramadhan sudah sampai diujungnya,tiga hari lagi lebaran idul fitri telah tiba.Masyarakat bersuka cita menyambut datangnya hari kemenangan.Berbagai macam persiapan dilakukan untuk menyambut lebaran.Pakaian,makanan,mengecat ulang rumah adalah sebagian dari persiapan tersebut.

Bagi masyarakat yang tempat tinggalnya jauh dari kampung halaman,momen lebaran ini dipergunakan untuk melakukan tradisi mudik lebaran.Hampir setiap saat kita disuguhi berita tentang arus mudik dengan segala ceritanya.Dan bukan mudik namanya jika tidak di bumbui dengan carut marut kemacetan di perjalanan.

Bahkan jalan tol yang nota bene merupakan jalan berbayar,yang mestinya jauh dari kata macet,nyatanya ribuan kendaraan terjebak dalam kemacetan panjang yang senantiasa berulang.

Ditengah hiruk pikuk kemeriahan masyarakat menyambut hari lebaran,disudut-sudut kota maupun di panti-panti kecil,ada sebagian orang yang tidak ikut larut dalam kemeriahan itu.Tidak semua orang bisa dan mampu menyiapkan segala macam pernak-pernik untuk menyambut lebaran.

Mereka adalah orang-orang yang kurang beruntung secara perekonomian maupun secara status sosial.Kaum dhuafa  dan anak-anak yang hidup di panti asuhan adalah contoh orang-orang yang mungkin tidak bisa ikut menikmati kemeriahan dalam menyambut hari kemenangan.

Kaum dhuafa banyak bertebaran disudut-sudut kota besar,hidup dalam lingkungan kumuh bahkan mungkin juga tidak punya tempat tinggal sama sekali.Ketika jutaan penduduk meninggalkan kota dengan penuh suka cita-untuk mudik ke kampung halaman,kaum dhuafa ini justru tak tahu kemana mereka  mesti pulang.

Jangankan membeli baju atau kue lebaran,untuk makan hari ini saja mereka bingung,apa yang mesti dimakan.Jika kita pada umumnya berpuasa 30 hari selama bulan ramadhan,mereka justru mungkin berpuasa sepanjang hari dalam satu tahun.Karena ketidakberdayaan dan ketidak beruntungan secara ekonomi maupun sosial.

Anak-anak yang tinggal di panti-panti asuhan juga termasuk orang-orang yang tidak beruntung seperti halnya kaum dhuafa.Mereka memang punya tempat tinggal dan kebutuhan makanan dan pakaian bisa terpenuhi.Tapi pernahkah kita merasakan apa yang sebenarnya mereka rasa dalam hati ketika lebaran tiba?

Ketika sebagian besar anak-anak bergembira ria ketika hari raya idul fitri,memakai baju baru,bersilaturahmi dengan sanak saudara,mungkin hati dan perasaan mereka teriris pedih ketika takbir bergema di penjuru langit tanda lebaran tiba.

Jangankan untuk berjalan-jalan,berkumpul,bersilaturahmi dengan sanak saudara,bermimpi untuk itu saja mereka tidak punya keberanian.Sanak saudara,bahkan orang tua saja mereka tidak punya.Banyak dari anak-anak ini yang tidak pernah tahu siapa orang tua nya.

Ditengah kegembiraan kita menyambut hari raya idul fitri,Ingatkah kita dengan mereka?kaum dhuafa dan anak-anak di panti asuhan.Akan lebih bermakna puasa kita,jika kita meluangkan sedikit waktu dan menyisihkan sebagian dari harta kita untuk mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun