Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Hipnoterapis (praktisi mental), penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Kejernihan dalam berpikir bermula dari emosi positif dalam diri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Antara Keinginan dan Level Emosi yang Tidak Sejalan

19 Mei 2025   09:17 Diperbarui: 19 Mei 2025   14:54 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber.concept-pain-scale-moderate-strong/shutterstock

Berkeluh kesah merupakan cara manusia untuk melerai kegundahan yang ada di hati. Bercerita kepada orang yang dipercaya dan melampiaskannya kepada benda-benda yang tidak bersalah juga bagian dari kebiasaan manusia untuk memvalidasi bahwa setiap manusia merasa perlu untuk menjadi manusia yang memiliki hak untuk hidup. Namun kebiasaan ini memberikan dampak dan justru akan menambah emosi semakin membesar.

Memang tidak mudah, ketika manusia terikat dengan emosi negatif dan tidak serta merta menurunkan emosi negatif seketika, apalagi tidak mengerti cara efektif untuk meredakannya. Cara bisa ditemukan ketika kita memiliki aturan atau rambu-rambu untuk menanganinya dengan baik tanpa merugikan apapun dan siapapun. Meregulasi emosi tentu saja akan sulit ketika kita belum menyadari kerugian apa yang akan didapat ketika kita terlena dengan emosi negatif tersebut.

Mungkinkah kita mendapatkan keinginan walaupun hal kecil tanpa regulasi emosi di dalam diri sendiri?. Apakah kita tidak boleh merasakan emosi negatif?. Apa dampak berlarut-larut merasakan emosi negatif dan bagaimana agar bisa dengan mudah mencapai keseimbangan antara emosi negatif dan positif?.

Hubungan Antara Keinginan dan Regulasi Emosi

Keinginan didominasi oleh kehendak kuat yang berisi harapan dan seolah harus terwujud. Keinginan akan melekat ketika belum mendapatkannya, ketika keinginan telah terwujud justru kita sangat mudah melepaskannya. Hal ini yang membuat manusia selalu mengejar keinginan satu dan berikutnya tanpa memikirkan bagaimana cara yang baik untuk mempertahankannya.

Semua orang mempunyai harapan, tapi mengapa sulit terwujud?. Bagaimana dengan peletakan skala frekuensi diri, apakah sudah sejalan dengan keinginan?. Seorang fisikawan jerman yang Bernama Heinrich Rudolf hertz (22 februari 1857-1 januari 1894) sebagai tokoh yang berjasa di bidang elektromagnetisme, medan listrik dan medan magnet. Heinrich mengatakan bahwa medan listrik dan medan magnet saling terkait dan tidak terpisahkan, perubahan dalam medan magnet memberikan peningkatan kepada medan listrik.

Hal ini menunjukan bahwa medan elektromagnetik yang ada di diri manusia terkait erat dengan medan listrik dan magnet yang ada di dalam dirinya. Medan Listrik naik maka medan magnet akan meningkat. Ketika manusia memiliki keinginan tetapi medan elektromagnetik rendah maka ia akan kesulitan mendapatkan apa yang menjadi keinginannya.

Apa hubungannya keinginan dengan emosi positif dan negatif?, sangat terkait. Jumlah gelombang atau frekuensi (Hertz) yang dilepaskan oleh sebuah benda akan mempengaruhi benda yang sama dengan kekuatan getaran tersebut. Bagaimana dengan yang tidak sama?, hanya mendapat imbas saja namun tidak tergetar, yang benar-benar tergetar adalah berat dan ukuran yang sama (Law of attraction). 

Keinginan mempunyai benda tetapi tidak menyamakan frekuensi benda tersebut sama halnya dengan menginginkan musik genre pop tetapi frekuensinya yang terpasang ada di musik rock. Bagaimana agar kita tahu bahwa keinginan sudah sama dengan frekuensinya?, mudah sekali. Bayangkan saja terlebih dahulu untuk menciptakan rasa.

Ketahui dulu keinginan lalu ciptakan rasa yang sama dengan keinginan itu, misalnya ingin bahagia ya harus bahagia dulu, apa yang membuat bahagia, ingin uang, berpikir bagaimana cara mendapatkan uang dan rasakan seolah uang itu sudah ada ditangan. Menginginkan baju baru rasakan baju tersebut telah dimiliki dan rasakan kebahagiaan mendapatkannya. Ada keinginan dan ada tindakan, tindakan memikirkannya dan mencari cara untuk menujunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun