Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Penulis - Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Manusia sulit berpikir positif mengenai orang lain ketika ia berada pada muatan emosi negatif yang sangat kuat.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mengapa Harus Menyayangi Anak Sepenuh Hati?

14 September 2022   12:42 Diperbarui: 14 September 2022   19:00 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tindakan kekerasan pada anak| Sumber. Shutterstock

Seringnya kita melihat para orangtua yang sengaja atau tidak disengaja menyakiti anak-anaknya dengan mudah tanpa memikirkan dampak jangka Panjang. 

Para ibu atau ayah yang melampiaskan kemarahannya kepada makhluk kecil yang tidak berdaya seolah ia memahami apa yang dirasakan oleh ibu atau ayahnya secara nalar, padahal anak itu tidak mengerti emosi apa yang sedang dimiliki sang ibu. 

Dengan lancarnya kita menyakiti fisik dan psikisnya hingga hati terpuaskan, sesudahnya kita menangis sendiri karena anak telah babak belur karena ulah sang ibu dan ayah, miris sekali.

Anak adalah hasil dari perbuatan kita baik itu perilaku yang ditunjukannya, sikap, cara ia berbicara, melawan dan menyikapi hidupnya kelak. Ketika ia kecil ia hanya menerima tanpa bisa berpikir apa dampak yang akan terjadi dari ulah yang ia lakukan karena otak kiri masih dalam proses pembentukan antara usia 1 hingga 3 tahun, usia 13 tahun otak anak mulai mengalami proses berpikir yang ringan dan masih harus diarahkan oleh kedua orangtuanya. 

Ketika kita sibuk memarahinya pada rentang usia pertumbuhan itu dengan harapan ia mengerti apa yang kita maksudkan itu adalah hal yang sia-sia.

Anak usia 1 hingga 3 tahun dominan menggunakan otak kanannya seperti spons yang hanya menyerap dan menerima saja tanpa bisa menolak. Bayangkan saja bila spons itu diberikan air kotor terus menerus, lama kelamaan spons itu akan kotor dan sulit dibersihkan. 

Demikian pula otak anak yang terus menerus diberikan kalimat hinaan, cacian, pukulan, dan penyiksaan lainnya betapa hancur hidupnya dan ternyata penyebab utamanya adalah kita sendiri sebagai ibu yang melahirkannya dan ayah yang telah membentuk mentalnya menjadi seseorang yang bengis.

Mengapa anak harus dicintai sepenuh hati? Apa dampak bila ia tidak mendapatkan cinta kasih dari kedua orangtuanya? 

Apa perbedaan anak yang dihujani kasih sayang dengan anak yang dibiarkan kering dari kasih sayang kedua orangtua? Bagaimana agar kedua orangtua tetap stabil memberikan kasih dan sayang kepada anak-anaknya? Berikut penjelasannya.

Anak Harus Dicintai Sepenuh Hati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun