Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Penulis - Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Manusia sulit berpikir positif mengenai orang lain ketika ia berada pada muatan emosi negatif yang sangat kuat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Perlu Risalah di Usia 25 Tahun?

14 Mei 2021   08:50 Diperbarui: 2 Juni 2021   18:22 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bahagia bersama dengan teman main. (sumber: pixabay.com/ferobanjo)

Orang-orang yang membiarkan hidup mengalir saja ini, tergantung dari lingkungan mana yang didekatinya. Bila berada pada komunitas yang bisa membawa arus kebaikan maka mereka akan menemukan tujuannya. 

Namun bila berada dikomunitas yang banyak bermain-main tentu kesehariannya akan selalu bermain-main saja.

Lingkungan dapat membentuk seseorang dan dapat menemukan jalan hidup. Tentunya kembali lagi yang menjalani hanya individunya sendiri akan membawa dirinya kemana, apakah hanya sekedar ikut-ikutan atau akan menjadi "seseorang". 

Kebermanfaatan berada dalam komunitas akan terlihat ketika individu tersebut menekuninya dan membawa perubahan.

Komunitas hanya membentuk tujuan namun bila ingin menjadi seorang nahkoda maka perlu mengemudikan dan memimpin diri sendiri. 

"Seorang pemimpin adalah orang yang mengetahui jalan, melewati jalan tersebut dan menunjukan jalan itu untuk orang lain" (John C Mazwell). 

"Kepemimpinan bukanlah tentang pemilihan berikutnya, ini tentang generasi berikutnya" (Simon Sinek).

Usia 25 merupakan kompas bagi individu akan membawa dirinya kemana. Kepada hidup yang lebih mapan ataukah menjalani kehidupan dengan kesederhanaan. Tentunya kembali kepada proses berpikir dan melihat sekelilingnya sebagai guru dalam memaknai hidup.

Akan terlihat jelas perbedaan yang memulai dengan yang tidak. Mengarahkan diri sama dengan mengemudikan diri. Menguasai penuh diri dan kehidupannya sendiri tanpa dipengaruhi oleh pola orang lain.

Saya pernah mendapat nasihat dari guru saya, bahwa "kenali diri dan temukan kesejatian diri dari dalam diri sendiri, abaikan input negatif dari luar diri karena input tersebut dapat memadamkan semangat, dan jadilah diri sendiri jangan menjadi orang lain." 

Kalimat ini selalu bertolak dari diri sendiri dan pemilik kuasa penuh terhadap penentu arah hanya diri sendiri. Pikiran dan keinginan berada dalam tubuh yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun